Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Banyak Bicara Saat Masak Pecel Pitik

Kompas.com - 23/05/2015, 18:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tidak lengkap berkunjung ke sebuah daerah tetapi tidak menikmati makanan lokal. Nah jika Anda yang sedang ke Banyuwangi, Anda harus mencoba Pecel Pitik. Makanan ini merupakan salah satu kuliner wajib saat selamatan desa seperti yang berlangsung di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Berbeda dengan pecel yang kita kenal pada umumnya, pecel pitik menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda.

"Selama memasak memang kami berusaha untuk tidak banyak bicara karena pecel pitik memang untuk selamatan seperti bersih desa, khitanan, pernikahan," jelas Bu Cip salah satu warga Desa Kemiren kepada Kompas.com, Sabtu (23/05/2015).

Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Api harus dijaga agar daging ayam tidak gosong dan matang merata. Membakar ayam secara tradisional memang membutuhkan waktu yang lama serta keahlian khusus.

"Saya kan masih masak pakai kayu jadi ya sambil masak nasi sekalian manggang ayam," jelasnya.

Setelah matang, Bu Cip menghaluskan bumbu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. "Setelah halus bumbunya dicampur dengan parutan kelapa muda sampai merata," jelasnya.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Mahasiswa dari Universitas Pancasila saat menikmati pecel pitik di Desa Kemiren Banyuwangi
Langkah selanjutnya adalah memotong ayam yang telah dibakar menjadi bagian yang lebih kecil. Uniknya, saat memotong ayam dilarang menggunakan pisau, harus langsung menggunakan tangan

"Syaratnya tidak boleh motong pakai pisau. Harus pakai tangan ditarik-tarik dan dipatahkan tulangnya seperti ini," ungkapnya sambil memotong ayam bagian sayap dengan kedua tangannya.

Potongan ayam tersebut kemudian dicampur dengan parutan kelapa muda yang tercampur bumbu. Agar lebih nikmat, Bu Cip menambahkan air kelapa ke dalam masakannya.

"Seperti ini saja lalu disajikan dengan tumpeng, sambal, dan beberapa sayuran rebus. Sebelum dimakan bersama harus didoakan dulu," tuturnya.

Biasanya satu porsi pecel pitik bisa dinikmati antara 5 sampai 7 orang secara bersama-sama. "Makan bersama menunjukkan bentuk kebersamaan," jelasnya.

Karena pecel pitik hanya ada saat selamatan desa, biasanya dia menerima pesanan membuat pecel pitik dari masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. Sementara itu Johan, salah satu wisatawan kepada Kompas.com mengatakan jika pecel pitik merupakan makanan yang unik.

"Ayamnya yang dibakar tanpa bumbu lalu dicampur sama kelapa muda enak banget. Gurihnya double. Apalagi makannya pakai nasi panas dan alas daun pisang. Rasanya mantap ingin tambah lagi," jelasnya sambil mengacungkan jempolnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com