Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Bisa Ikut Kembangkan Budaya Populer Indonesia

Kompas.com - 26/05/2015, 20:31 WIB
DEPOK, KOMPAS — Seni tradisi, seperti wayang, berpotensi mendukung pengembangan budaya populer Indonesia. Namun, belum ada komitmen pemerintah untuk mendesain budaya populer hingga berdampak bukan hanya pada kelestarian budaya, melainkan dapat menunjang fungsi sosial, ekonomi, dan politik.

"Pemerintah saat ini belum mendesain pengembangan budaya populer yang sangat berpeluang kita peroleh dari wayang," kata Ketua Pengarah Komunitas Wayang Universitas Indonesia Sarlito Wirawan dalam konferensi pers pembukaan Gebyar Wayang Universitas Indonesia 2015 di Depok, Jawa Barat. Sarlito didampingi Ketua Komunitas Wayang Universitas Indonesia Dwi Woro Retno Mastuti dan Ketua Pelaksana Gebyar Wayang Universitas Indonesia Desiree Zuraida.

Menurut Sarlito, salah satu contoh produk pengembangan budaya populer dengan menggunakan wayang sebagai inspirasi ialah pembuatan komik wayang oleh RA Kosasih, beberapa dekade lalu.

"Budaya pop Korea sekarang bisa menonjol juga karena ada desain dari pemerintahnya selama 15 tahun terakhir," katanya.

Merespons

Dwi Woro menyampaikan, kegiatan Komunitas Wayang UI diawali sekitar tahun 2000 untuk merespons maraknya pentas band atau jazz digelar di lingkungan kampus. "Mementaskan wayang di lingkungan kampus UI kemudian menjadi gerakan kebudayaan yang berjalan sampai sekarang," kata Dwi Woro.

Dinamika pementasan wayang terjadi. Pada tahun ini, misalnya, dipentaskan seni tradisi wayang kulit Tiongkok Jawa yang sebetulnya bisa dikatakan sudah punah. Wayang kulit Tiongkok Jawa lahir pada periode 1925-1965.

"Wayang kulit Tiongkok Jawa ini bagian dari kegiatan riset saya. Beberapa tahun terakhir ini mulai dihidupkan kembali di Yogyakarta," kata Dwi Woro.

Dalang Ki Aneng Kiswantoro dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta mementaskan wayang kulit Tiongkok Jawa dalam rangkaian Gebyar Wayang UI kemarin. Menurut Aneng, pementasan wayang berdurasi pendek tersebut mengusung kisah Pengembaraan Sie Jin Kwie, tokoh heroik dalam sejarah Tiongkok yang paling digemari masyarakat di Jawa pada masanya.

"Pada hari berikutnya, ada pementasan wayang potehi dan wayang golek Sunda," kata Dwi Woro. Pada hari kedua dan ketiga, akan dipentaskan semalam suntuk wayang kulit purwa. Selain itu, kegiatan pameran dan sarasehan juga digelar.

Perkembangan wayang

Sarlito mengatakan, pementasan seni wayang memiliki karakter pengembangan seni yang kompleks. Pengembangan dimulai dari seni karawitan dengan seni musik tradisionalnya. Pembentukan karakter wayang dengan seni rupa yang tidak sederhana. Kemudian, seni drama juga berkembang untuk pengisahannya.

"Di dalam pementasan wayang, seperti pernah dipentaskan Komunitas Wayang UI di Jerman pada 2008, bahasa penuturan kisah wayang bukanlah faktor penentu yang menghambat penikmatnya," kata Sarlito.

Penikmat wayang tidak hanya disuguhi bahasa seni tutur yang paling kerap menggunakan bahasa Jawa itu. Pementasan wayang menyuguhkan kelengkapan seni yang dapat dinikmati sekalipun tidak mengerti penyampaian kisahnya yang menggunakan bahasa Jawa.

Hal tersebut menyebabkan wayang dapat populer. "Budaya populer bisa dikembangkan dari wayang. Kabuki di Jepang, misalnya, awalnya dari seni tradisi, kemudian dikembangkan menjadi suguhan seni dan budaya populer sekarang," kata Sarlito. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com