Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Tjo Soe Kong, dari Anxi ke Tanjung Kait

Kompas.com - 27/05/2015, 11:29 WIB

Di Banten, Kelenteng Tjo Soe Kong adalah satu dari tiga kelenteng tertua. Dua kelenteng lainnya adalah Boen Tek Bio di Kota Tangerang, dan Avalokitesvara di Banten Lama, Serang.

Kelenteng Boen Tek Bio berdiri sekitar 1684, sementara Wihara Avalokitesvara sudah dibangun sejak 1542 atau abad 16.

Tradisi

Kata Wirya, tak seperti imigran dari Tiongkok Selatan lainnya, imigran Anxi tak pernah meninggalkan Tangerang. Oleh karena itu, mereka tidak mengalami peristiwa pembantaian Tiongkok di Batavia tahun 1740. Setelah peristiwa genosida tersebut, kaum imigran di Tangerang yang pindah ke Batavia, kembali ke Tangerang.

Meski demikian, Wirya mengakui, setelah peristiwa berdarah itu seluruh imigran Tiongkok Selatan di Tangerang, ikut membidani lahirnya etnis baru di Indonesia, Betawi. Hal ini tampak pada tradisi ”gado-gado” yang hingga kini masih digelar di Kelenteng Tjo Soe Kong dan lokasi lain di Tangerang.

Hianto Liman, salah satu pembina kelenteng yang juga ditemui hari Rabu itu menjelaskan, acara keramaian berlangsung di setiap hari ulang tahun Tjo Soe Kong, yaitu di setiap pertengahan November hingga awal Desember.

Di masa itu secara bergantian digelar wayang potehi, gambang kromong dan lenong, sementara di altar Dewi Neng di gelar wayang golek Sunda. ”Potehinya digelar sepekan, sementara wayang golek semalam suntuk. Gambang kromongnya dan lenong muncul dua hari dua malam, sementara wayang golek tampil sehari semalam,” tutur Hianto.

Pada pertengahan Desember disajikan kenduri bermenu ketupat sayur lodeh, sementara di hari ke-21 disajikan nasi uduk, ikan bandeng goreng, ayam goreng, dan udang goreng.

Baik Hianto maupun Wirya mengatakan, meski peringatan lahirnya Tjo Soe Kong masih rutin digelar, tetapi tak lagi seramai dan selengkap tahun 2012. Di sisi lain, kompleks bangunan kelenteng makin merana dan berdebu. (Windoro Adi/Pingkan Elita Dundu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com