Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia di Balik Tumpeng Raksasa "Kompas.com"

Kompas.com - 02/06/2015, 09:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Tengah malam, orang biasanya sudah tertidur lelap. Tidak demikian dengan para koki ini. Kesibukan justru terjadi di dapur Atria Hotel Gading Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (29/5/2015) pada sekitar jam 00.00. Hiruk pikuk pria-pria berjubah dan bertopi putih terlihat di ruang dapur. Walaupun telah terbiasa memasak untuk sarapan pagi, pada dini hari tersebut para koki-koki membuat sebuah nasi tumpeng.

Dapur tempat meracik nasi tumpeng ini terletak di restoran Mezzanine yang berada di Atria Hotel Gading Serpong. Setelah melewati meja-meja makan, sebuah tempat tersembunyi di belakang ruangan utama. Ruangan tersebut dipisahkan oleh sepasang pintu besi menuju dunia dapur.

Sajian istimewa khas makanan tradisional ini dibuat dengan tinggi empat meter dan diameter mencapai 60 sentimeter. Susunan tumpeng terdiri dari empat tingkat dengan bentuk kerucut.


KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Lauk pauk yang usai dimasak untuk pelengkap nasi tumpeng di dapur Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (29/5/2015) dini hari. Lauk pauk ini nantinya akan menjadi pelengkap nasi tumpeng setinggi 1 meter yang dimasak khusus untuk merayakan HUT ke-7 Kompas.com.

Corporate Chef Parador Hotels & Resorts Gatot Susanto mengatakan bahwa nasi tumpeng merepresentasikan perjuangan untuk mencapai puncak. Ia berpendapat, agar dapat mencapai puncak, diperlukan pondasi yang kokoh. Sebuah filosofi yang dikatakan Gatot ketika berbincang-bincang dengan KompasTravel.

Sementara, Chef Gatot telah bersiap-siap memulai aksi untuk membuat nasi tumpeng raksasa di ruang dapur. Enam orang koki lainnya membantunya dalam memasak. Tepat pukul 00.00 WIB, beras-beras mulai direndam, dibersihkan kemudian ditanak. Tangan-tangan koki lain tak kalah cekatan untuk memotong sayuran dan aneka macam lauk-lauk yang menjadi isi tumpeng.

"Ayo goyang!" kata Chef Gatot sambil menginstruksikan kepada anggota tim koki lain. Ungkapan tersebut merupakan ajakan untuk menggoyang wajan yang berisi sambal goreng hati maupun lauk-lauk lain seperti ayam goreng, tempe dan tahu bacem, serta udang goreng. Sang koki berteriak-teriak membakar semangat memasak para anggota koki pada dini hari tersebut.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Lauk pauk yang usai dimasak untuk pelengkap nasi tumpeng di dapur Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (29/5/2015) dini hari. Lauk pauk ini nantinya akan menjadi pelengkap nasi tumpeng setinggi 1 meter yang dimasak khusus untuk merayakan HUT ke-7 Kompas.com.

Di ruangan dapur yang berukuran sekitar 10 kali 5 meter, mereka bekerja sama mewujudkan nasi tumpeng raksasa. Terdapat tiga bagian meja yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama adalah meja persiapan, sebagai tempat untuk mempersiapkan sayuran, nasi, dan lauk-pauk. Meja di tengah adalah meja untuk mobilitas proses masak. Terakhir adalah tempat untuk memasak yang memiliki kompor dan wajan.

Satu jam tiga puluh menit berlalu, kepulan asap berwarna kuning mulai memenuhi ruangan. Begitu pun dengan asap hasil memasak ayam goreng, udang goreng, beserta lauk-pauk lain. Aroma masakan kuliner pertanda rasa syukur ini mulai menyerang penciuman. Koki-koki kembali berlalu lalang tanpa satu menit pun berdiam diri. Tenggat waktu memasak nasi tumpeng ini adalah pukul 04.00 WIB.

Pukul 02.00 WIB, para koki mulai bergegas untuk menyelesaikan menanak nasi. Dua jam lagi waktu yang tersisa. Sementara, Chef Gatot masih mengecek kualitas pekerjaan para koki dengan teliti. Kerja sama dan koordinasi antar para koki dilakukan dengan teliti. Irisan-irisan telur goreng telah tersaji. Begitu pun dengan udang goreng dan lauk-pauk lain. Sayuran-sayuran yang hijau nan segar pun telah disiapkan.


KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Juru masak membuat pondasi untuk nasi tumpeng di dapur Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (29/5/2015) dini hari. Pondasi ini dibuat untuk menopang nasi tumpeng setinggi 1 meter yang dimasak khusus untuk merayakan HUT ke-7 Kompas.com.

Chef Gatot menjelaskan untuk membuat nasi tumpeng raksasa ini membutuhkan bahan-bahan seperti 75 kilogram, ayam sebanyak delapan ekor, udang 100 ekor, telur 100 butir, kentang lima kilogram, dan telur burung puyuh 200 butir. Untuk menu lauk-pauk lainnya adalah sambal goreng hati, perkedel, dan urap. Semua bahan-bahan tersebut diolah dan nantinya ditata di kantor redaksi Kompas.com yang berada di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta.

Dua setengah jam berlalu. Kini azan subuh telah berkumandang. Langit mulai membiru dan sebentar lagi akan memerah tanda matahari keluar dari peraduannya. Semua lauk-pauk, nasi kuning, dan rangka untuk nasi tumpeng telah siap. Semua dibawa ke Palmerah Selatan untuk ditata. Para koki berangkat menggunakan mobil melintasi jalan tol yang masih lengang.


KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Corporate Chef Parador Hotels & Resorts Gatot Susanto bersama kru dapurnya menyiapkan nasi tumpeng dalam acara HUT Ke-7 Kompas.com di kantor redaksi Kompas.com, Palmerah, Jumat (29/5/2015). Dalam acara ini Parador Hotels and Resorts memberikan nasi tumpeng setinggi 1 meter yang dibuat khusus untuk Kompas.com.

KompasTravel bersama para rombongan koki tiba pukul 07.00 WIB. Acara ulang tahun ketujuh Kompas.com dilaksanakan di ruang redaksi pada pukul 09.00 WIB. Masih tersisa waktu dua jam sebelum acara dimulai. Para koki segera bergegas menata nasi tumpeng raksasa. Nasi kuning mulai ditata oleh tangan-tangan koki yang terbungkus sarung tangan layaknya dokter.

Dengan teliti, para koki mengerjakan proyek nasi tumpeng raksasa. Masing-masing lauk-pauk diletakkan di pinggir tumpukan nasi tumpeng. Seperti membangun pondasi rumah, nasi kuning dibentuk ke atas.

Beberapa awak media Kompas.com yang telah hadir memperhatikan proses yang dilakukan oleh para koki Parador Hotels & Resorts. Tepat pukul 09.00 WIB, para koki berhasil menyelesaikan nasi tumpeng raksasa.

Tumpeng raksasa itu menyambut karyawan Kompas.com yang mulai berdatangan ke ruang redaksi. Wajah mereka memancarkan ekspresi heran sekaligus takjub. Sementara aroma nasi kuning menyeruak, begitu menggugah selera. Tak heran, saat makan siang, nasi kuning pun segera dinikmati segenap karyawan. Seakan kerja keras para koki yang berkarya tengah malam terbayar sudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com