Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menonton Teater Boneka di "See-Join Hand Puppet" Taipei

Kompas.com - 06/06/2015, 07:11 WIB
TAIPEI, KOMPAS.com - Dilihat dari luar, tidak ada yang istimewa dari rumah sederhana di sudut sebuah jalan kecil di ibu kota Taiwan, Taipei City. Hanya ada papan nama neon bertuliskan "See-Join Hand Puppet" dipasang di atas pintu. Padahal teater boneka ini ternyata merupakan salah satu tujuan wisata paling terkenal di Taipei.

Namun begitu masuk ke dalam rumah tamu langsung disambut dengan deretan boneka memenuhi sepanjang dinding. Boneka-boneka itu dengan mudah bisa dikenali karena menampilkan karakter-karakter kisah Monkey King.

Malam itu, Kamis (21/5/2015), tampak tiga orang duduk dan berbincang salah satu sisi ruang tamu. Seorang pria mengenakan setelan hitam menyambut kami dengan ramah.

"Welcome to See-Join Hand Puppet. I am Billy Chen," katanya dengan bahasa Inggris yang jelas. Ia lalu mempersilakan kami duduk di kursi panjang. Di meja di depan kami sudah disiapkan sejumlah gelas kecil dan satu teko teh.

Di ujung ruang, tampak panggung kecil berwarna meriah. Sementara itu di balik panggung, tampak dua anak muda terlihat sibuk. Di belakangnya, seorang perempuan, istri Billy Chen, sedang sibuk memasak.

Beberapa menit kemudian, Billy (58) memberi sambutan singkat sebelum memulai pertunjukan. Dia pun berjalan ke belakang panggung untuk memainkan wayang-wayang golek itu.

KOMPAS.COM/KISTYARINI Billy Chen dan bonekanya, Xiao Feng
Dalam setiap pertunjukan, Billy dibantu dua asisten. Masing-masing adalah Maggie, yang memainkan boneka seperti Billy, dan Wei-jei Jiang, yang menjadi operator musik.

Malam itu kami disuguhi kisah jenaka "Wali Kota dan Singa". Billy dan Maggie memainkan boneka-boneka itu dengan terampil. Kadang-kadang mereka melempar boneka itu ke udara, lalu menangkapnya lagi dengan jari telunjuk langsung masuk ke bagian kepala boneka. Tidak satu pun boneka jatuh.

 
Pertunjukan boneka ini diiringi house music dengan sentuhan musik tradisional Taiwan. Tata lampu ala diskotek membuat suasana pertunjukan semakin gegap gempita. Kadang dia menyelipkan musik pop, seperti lagu Lady Gaga. 

Billy membagi pertunjukannya menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah dongeng "Wali Kota dan Singa". Pada bagian kedua ia memperkenalkan wayang tradisional Taiwan kepada penonton, termasuk cara memainkannya.

Ia juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada penonton. Yang memberi jawaban benar mendapat hadiah berupa kartu pos bergambar boneka Taiwan.

Pada babak ini, Billy juga mengajarkan cara memegang boneka dan memainkannya. Misalnya bagaimana boneka menggerakkan tangan dan membuatnya seolah sedang berlari.

Penonton juga diajari cara melempar boneka lalu menangkapnya dengan jari telunjuk. Ini pelajaran paling sulit. Oleh karena itu Billy menyediakan dua boneka seharga masing-masing 500 dollar Taiwan sebagai hadiah bagi yang bisa melakukannya dengan mulus.

Pada bagian ketiga, ia memberi kesempatan penonton untuk mengambil alih panggung boneka. Mereka cukup memainkan boneka, sementara suara tetap diisi oleh Billy dan Maggie.

Berjuang sendiri

KOMPAS.COM/KISTYARINI Penonton dilibatkan dalam pertunjukan boneka Taiwan.
Kesenian wayang boneka sudah menarik perhatian Billy sejak dia masih kecil. Tak heran bila dia dengan tekun mempelajari kesenian yang menurut dia semakin sedikit peminatnya.

Menurut Billy, dulu pertunjukan boneka biasa dimainkan di kuil-kuil. Namun makin lama pertunjukan pun makin jarang. Jumlah dalang pun semakin sedikit. Itu yang membuat dia merasa prihatin. Ia berpendapat orang tidak tahu bagaimana membuat masyarakat menyukai kesenian ini.

"Sedikit sekali orang yang bisa memainkannya. Yang tertarik untuk menontonnya juga tidak banyak. Saya mempelajari kesenian ini selama 30 tahun dan banyak guru. Saya ingin mempopulerkannya kembali tidak punah," ujar insinyur perminyakan ini.

Billy mempertaruhkan banyak hal ketika memutuskan untuk menekuni wayang boneka tradisional ini. Ia meninggalkan pekerjaannya di bidang tambang.

Ayah dua anak itu mengakui keputusannya itu ditentang keluarga karena secara ekonomi sangat tidak menjanjikan. Kekhawatiran keluarganya seperti terbukti karena usaha Billy tampak tertatih-tatih.

"Awalnya memang hanya satu atau dua pertunjukkan sehari. Sangat sedikit," tutur Billy sambil memegang Xiao Feng, boneka perempuan setinggi 80 sentimeter.

Rupanya kegigihan Billy berbuah. Kini setiap hari ia melayani tujuh pertunjukan di rumahnya itu. Pendekatan yang interaktif dan modern rupanya menjadi kiat jitu untuk kembali mempopulerkan wayang Taiwan.

"Saya sebenarnya ingin punya tempat yang lebih luas supaya bisa menampung lebih banyak orang. Saat ini satu pertunjukan hanya mampu menampung 30 orang. Saya tidak bisa menerima lebih banyak orang atau menambah jam pertunjukan," tuturnya.

Sejak 1992, Billy juga membuka rumah makan untuk menunjang usahanya. Rumah makan itu menyajikan hidangan khas Taiwan. Menurut Billy, pola memadukan teater boneka dengan restoran ini merupakan satu-satunya di negara itu.

Awalnya, Billy sendiri yang memasak dan memainkkan boneka. "Ketika Discovery Channel syuting di sini, saya harus memasak dulu, sebelum menjadi dalang," kata dia. Namun sekarang ia berkonsentrasi pada pertunjukan wayang bonekanya. Istrinya yang kini menjadi koki.

Billy pun semakin populer. Beberapa kali ia memenuhi undangan dari berbagai negara untuk memainkan boneka-bonekanya. "Saya pernah tampil di Malaysia, Singapura, Korea, Australia, dan China," katanya.

Upayanya memajukan kembali kesenian itu tidak berhenti sampai pada pertunjukan. Ia juga menerima anak-anak muda untuk belajar padanya.

Meskipun demikian ia tidak meminta bantuan kepada pemerintah. Ia tidak pernah mendaftar untuk dimasukkan ke dalam agenda wisata Taiwan. "Orang tidak bisa dipaksa untuk suka. Menyukai sesuatu itu harus datang dari diri sendiri," ujarnya.

Seperti ia juga tidak memaksa dua anaknya untuk tertarik pada kesenian ini. Tidak satu pun dari anaknya mengikuti jejaknya. "Anak laki-laki saya sekarang menempuh pendidikan S2, dan yang perempuan S3," pungkas Billy dengan nada bangga.

Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, tamu membayar 400 dollar Taiwan atau sekitar Rp 172.000. Pengunjung disarankan untuk membuat reservasi terlebih dulu. Itu bisa dilakukan dengan meminta bantuan petugas hotel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com