PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadikan tradisi perang ketupat sebagai agenda tahunan wisata religi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah itu.
"Tradisi perang ketupat yang digelar menjelang bulan puasa Ramadhan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal, nasional, dan internasional," kata Kepala Disbudpar Kepulauan Babel K.A Tajuddin di Pangkalpinang, Kamis (11/6/2015).
Pada pergelaran tradisi perang ketupat pekan lalu, kata dia, wisatawan memadati Desa Tempilang untuk melihat langsung keunikan dan kebudayaan masyarakat menyambut puasa Ramadhan.
"Kami memperkirakan sekitar 1.000 orang wisatawan berkunjung ke Desa Tempilang untuk menikmati tradisi religi ini," ujarnya.
Menurut dia tradisi perang ketupat merupakan ritual upacara masyarakat di Desa Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, dengan tujuan untuk memberi makan makhluk halus yang bertabiat baik untuk menjaga desa dari pengaruh roh-roh jahat.
"Saat ini, masyarakat masih tetap melestarikan tradisi perang ketupat, karena mereka mempercayai keberadaan makhluk halus menjaga kampung dari pengaruh roh halus jahat," ujarnya.
Untuk ke depannya, kata dia, pihaknya akan lebih mengemas wisata religi ini, agar lebih menarik dan tetap menjadi agenda tahunan wisatawan menikmati kebudayaan dan tradisi masyarakat daerah ini.
"Kami berharap tradisi yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Syaban terus berkembang, untuk memperkaya khasanah kebudayaan lokal untuk mendukung wisata tradisi dan religi di daerah ini," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.