Seperti diketahui, keberadaan candi dan juga istana di Nepal memegang peran signifikan bagi negara itu sendiri. Sayangnya, hampir seluruh bangunan itu hancur akibat gempa yang mengguncang Nepal 25 April silam dan menewaskan lebih dari 8.700 orang.
“Situs warisan dunia yang menjadi harta bagi perekonomian Nepal tidak bisa ditutup selamanya,” kata Sekretaris Pariwisata Nepal, Suresh Man Shrestha.
Lebih lanjut Shresta mengatakan, dibukanya kembali situs ini bahkan bisa jadi wisata pendidikan gempa bagi para wisatawan. Dia menyebutkan anggaran biaya untuk merekonstruksi lebih dari 700 monumen yang rusak dianggarkan lebih dari 10 juta dollar AS. Pembukaan kembali monumen-monumen itu antara lain Kompleks Durbar Square di Kathmandu, Bhaktapur, dan Patan serta Swayambhunath.
“Kini Nepal sudah aman,” kata Menteri Budaya, Pariwisata dan Penerbangan Sipil Nepal, Kripasur Sherpa saat membuka kembali Durbar Square, Senin (15/6/2015) lalu.
Meski telah dibuka kembali, Kepala UNESCO Perwakilan Nepal, Christian Manhart mengatakan pihaknya sudah mengimbau pemerintah Nepal untuk menunda pembukaan kembali situs tersebut. Dia mengatakan dua di antara situs tersebut masih belum aman.
“Di Durbar Square, Kathmandu, terdapat sebuah museum istana yang besar, salah satu bangunannya masih sangat ringkih,” katanya.
Departemen Pariwisata Nepal mengatakan pemerintah akan meningkatkan standar keamanan, termasuk memberi helm pada pengunjung dan pihak keamanan monumen. Selain itu, bangunan museum di Durbar Square Kathmandu akan tetap ditutup.
Namun, meski ditutup, menurut Manhart, mengizinkan pengunjung berkunjung ke sana tetap berbahaya.
Sebelumnya, Manhart berupaya mengirim surat ke Direktur Jenderal Departemen Arkeologi Nepal, Besh Narayan Dahal, dua minggu lalu untuk mendesak dia memundurkan pembukaan kembali Durbar Square. “Mereka mengatakan terdapat beberapa tekanan untuk membuka kembali situs ini, mereka akan meminta biaya masuk ke situs tersebut dan itu memang dibutuhkan untuk rehabilitasi monumen,” kata Manhart.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.