Sebelum meninggal, Bung Karno menghabiskan 17 bulan terakhir hidupnya di Wisma Yaso, Jakarta. Wisma itu menjadi rumah peristirahatan terakhir Bung Karno dalam kondisi kesehatan yang kian memburuk karena sejumlah penyakit.
Sejarawan Peter Kasenda dalam buku "Hari-hari Terakhir Sukarno" mencatat, saat berada di Wisma Yaso, komunikasi dan interaksi Bung Karno dengan pihak luar sangat dibatasi. Bahkan, anggota keluarga yang mau berkunjung pun dibatasi dan dijaga ketat.
Wisma Yaso merupakan rumah pemberian Soekarno untuk istrinya, Ratna Saridewi Soekarno. Setelah Soekarno meninggal, rumah yang ada di Jalan Gatot Subroto ini dijadikan Museum Satria Mandala. Museum yang masih bertahan sampai hari ini tersebut, berdiri pada 5 Oktober 1972 dan diresmikan Presiden Ke-2 RI Soeharto.
Berubah
Sampai saat ini, eksterior Museum Satria Mandala masih menyerupai Wisma Yaso. Namun, tampak dalamnya sudah banyak berubah, karena disesuaikan dengan desain interior khusus pameran museum.
”Tampak luar sebagai gedung utama museum masih dipertahankan. Tetapi, di bagian dalam, sudah banyak yang direnovasi,” kata Irwansyah (52), pramuwidya Museum Satria Mandala sejak 1987.
Sebagai contoh, ruang tamu yang dulunya sering dipakai Soekarno untuk beristirahat, bermain kartu dengan pegawai dan ajudannya, serta menerima tamu secara terbatas, kini terbagi menjadi ruang panji dan lorong diorama berdinding kaca. Di ruang panji itu, sekarang terpasang panji dan simbol TNI dan Polri, serta tiruan teks proklamasi dengan tulisan tangan Soekarno.
Lokasi yang dulunya ruang tamu itu juga menjadi sebuah lorong diorama. Bermacam-macam pembabakan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia diabadikan melalui miniatur manusia dan gedung dari lilin. Sebagai contoh, ada diorama yang menceritakan tentang Pertempuran Surabaya, 10 November 1945, yang dikenal menjadi Hari Pahlawan Nasional.
Kamar yang dulu dipakai Soekarno beristirahat dalam sakit, kini disebut-sebut berada di ruang khusus Jenderal Sudirman, yang terletak tepat di samping lorong diorama. Di tempat itu, kini dipajang benda-benda peninggalan Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman, seperti meja dan kursi kayu, serta tempat tidur Sudirman yang beralaskan tikar dari bambu. Terdapat pula pigura besar lukisan Sudirman dalam pose memberi hormat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.