”Paling, saya jelaskan kepada pengunjung bahwa museum ini dulu namanya Wisma Yaso, milik istri Soekarno, tetapi tidak saya sebut bahwa Soekarno tinggal di sini sebelum wafat sebagai tahanan politik,” kata Irwansyah.
Sebelum menjadi pramuwidya, Irwansyah menjalani pelatihan dan diwajibkan membaca sejumlah bahan bacaan terkait sejarah TNI. Namun, dari sejumlah bahan bacaan itu, tidak ada yang menginformasikan tentang museum tersebut berdiri di lokasi Wisma Yaso, serta merupakan rumah terakhir Soekarno sebelum wafat.
Akhir-akhir ini, tutur Irwansyah, beberapa pengunjung mulai menanyakan status museum yang asalnya dari rumah istri Soekarno serta merupakan peristirahatan terakhir Soekarno. Untuk menjawab pertanyaan dari pengunjung, Irwansyah pun akhirnya mempelajari sendiri informasi tentang hari-hari terakhir Soekarno, meski diakuinya belum secara menyeluruh.
”Biar tidak bingung kalau ditanyakan pengunjung. Tahu sendiri, waktu zaman Orde Baru dulu, kan, semuanya di... He-he-he, ya, tahu sendirilah,” tutur Irwansyah.
Jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, demikian kata Soekarno sendiri. Sungguh ironis, ia yang mencetuskan ”jas merah”, justru sejarahnya yang terkaburkan. Di era reformasi ini, jangan sampai ada lagi sejarah yang dikaburkan. (Agnes Theodora W)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.