Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunyaragi, Dunia Sunyi Kasepuhan Cirebon

Kompas.com - 22/06/2015, 17:19 WIB

Awalnya, taman itu ditujukan sebagai tempat peristirahatan raja dan keluarganya yang merupakan keturunan Sunan Gunung Jati. Namun, secara berangsur, seiring dengan perubahan situasi sosial politik pada masa itu, taman sari pun berubah fungsi.

Taman peristirahatan itu kemudian dimanfaatkan sebagai tempat menempa batin anak-anak raja dan tempat para prajurit berlatih olah kanuragan. Tempat itu juga menjadi lokasi pertemuan rahasia antara Raja Cirebon dan kerajaan di sekitarnya, seperti Demak, Banten, dan Mataram, pada masa penjajahan Belanda. Tidak mengherankan jika kompleks bangunan ini pernah dibom Belanda.

Ada 12 goa utama di dalam kompleks taman sari itu. Mulyana menyebutkan, Panembahan Ratu membangun enam ruangan, yaitu Goa Pengawal, Goa Pawon, Goa Lawa, kompleks Goa Peteng, Goa Padang Ati, dan Goa Kalenggengan.

Kompleks Goa Peteng ini paling besar dan berfungsi sebagai tempat meditasi sang raja. Goa-goa lain berfungsi sebagai bangunan penunjang keperluan raja dan keluarganya, seperti untuk menggembleng fisik keluarga kerajaan dan prajurit.

Tidak jauh dari sana ada satu bangunan yang disebut Bale Kambang yang dibangun penerus Panembahan Ratu. Sesuai namanya, bangunan itu dulu mengambang di atas danau dan berfungsi untuk menghubungkan satu goa dengan goa lain jika raja ingin berpindah tempat.

Bale Kambang kini ditopang oleh fondasi karena danau sudah kering. Berhati-hatilah jika ingin masuk ke Bale Kambang karena Anda harus meniti gelagar yang membentang di atas bekas kolam kering dengan kedalaman hampir 4 meter.

Di depan kompleks Goa Peteng terdapat batu kapur dengan ujung licin dan tumpul. Sekilas bentuknya mirip lingga di candi-candi. Namun, pihak keraton menyebutnya sebagai Batu Perawan Sunti. Ada mitos bahwa perempuan yang belum menikah tidak boleh memegang batu tersebut karena akan jauh dari jodoh.

Tidak kalah unik adalah Goa Pengawal. Ruangan untuk para pengawal berjaga dan beristirahat ini dari luar hanya tampak berupa celah sempit yang cukup dimasuki satu orang. Celah itu berada di gundukan tanah dengan tinggi lebih dari 2 meter.

Rupanya gundukan itu merupakan tempat para pengawal bersembunyi dan istirahat. ”Ini untuk mengelabui musuh. Dari luar, mata-mata musuh hanya melihat ada beberapa pengawal. Begitu masuk, ternyata banyak pengawal di sana,” ujar Mulyana. Ada beberapa gundukan tanah di area itu.

Bangunan di tengah hutan jati yang berjarak hanya 2 kilometer di sebelah barat Keraton Kasepuhan itu memiliki lorong-lorong untuk melarikan diri jika ada serangan musuh. Danau yang mengelilingi bangunan itu juga berfungsi mempersulit musuh yang ingin masuk ke tempat peristirahatan raja.

Namun, Goa Sunyaragi kini tidak lagi sunyi. Ketenangan itu beralih menjadi deretan permukiman dan jalan besar yang mengepung kompleks situs bersejarah tersebut. Belum lagi keriuhan dari atraksi lumba-lumba yang sering digelar di area luar yang berdekatan dengan kompleks situs. (Lusiana Indriasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com