Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melancong ke Bangsring, dari "Snorkeling" sampai Berenang dengan Anak Hiu

Kompas.com - 22/06/2015, 18:45 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Salah satu destinasi wisata di Banyuwangi yang wajib didatangi terutama bagi pecinta dunia laut adalah Bangsring Under Water yang berada di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo yang berjarak sekitar 27 kilometer dari kota Banyuwangi menuju utara.

Wisatawan bisa menikmati wisata bahari seperti rumah apung, snorkeling, diving, renang bersama anak ikan hiu serta memberi makan ikan laut liar yang ada di Selat Bali. Saat snorkeling, wisatawan bisa menikmati eksotisme pemandangan bawah laut yang dipenuhi dengan terumbu karang, koloni soft coral dan aneka ikan hias. Pemandangan tersebut sudah bisa dinikmati di kedalaman 50 sentimeter.

Tidak ada biaya yang ditarik kepada wisatawan yang akan masuk ke Pantai Bangsring. Wisatawan hanya akan dibebankan biaya sewa peralatan snorkeling dengan biaya yang sangat terjangkau. Selain itu, wisatawan bisa juga berenang bersama anak ikan hiu di keramba rumah apung. Ada sekitar 5 anakan ikan hiu yang saat ini dirawat oleh nelayan Pantai Bangsring yang sering digunakan sebagai ajang uji nyali berenang bersama anakan ikan hiu oleh para pengunjung.

"Awalnya anakan ikan hiu tersebut tidak sengaja terjaring nelayan. Karena terluka akhirnya kami meletakkannya di keramba rumah apung. Aman kok kalau berenang dengan anakan ikan hiu karena sudah jinak," jelas Ikhwan Arief, Ketua Kelompok Nelayan Bangsring Samudra Bakti kepada KompasTravel, Minggu (21/6/2015).

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Snorkeling di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain snorkeling dan berenang bersama anakan ikan hiu, wisatawan juga bisa menikmati sensasi memberikan makan ikan liar yang ada di sekitar rumah apung. Cukup dengan remahan roti yang dilempar di laut, maka puluhan ikan berbagai macam jenis langsung datang berebut.

Jika ingin berbeda, maka Anda bisa menjepit roti di antara sela-sela jari jari kaki lalu dicelupkan ke dalam laut. "Geli juga tapi ini luar biasa. Ikannya padahal di laut lepas tapi sangat jinak," kata Budiharti, wisatawan dari Jember yang ditemui KompasTravel di rumah apung Pantai Bangsring.

Rumah apung yang berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai tersebut mempunyai ukuran 27 x 7 meter dengan bangunan semacam gubuk dan dilengkapi toilet. Selain itu ada juga kolam keramba yang berukuran 3x3 meter yang berisi berbagai macam ikan yang berada di seputaran Pantai Bangsring yang digunakan untuk pembelajaran masyarakat yang singgah di rumah apung untuk mengenal berbagai macam jenis ikan yang ada di wilayah perairan Bangsring.

Untuk menuju ke rumah apung, wisatawan bisa menggunakan boat dengan membayar Rp 10.000. "Aman karena jika wisatawan ingin berenang bersama anakan ikan hiu atau pun berenang sambil memberi makan ikan akan tetap diawasi oleh pemandu dari nelayan Bangsring," kata Ikhwan.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Memberi makan ikan di rumah apung Bangsring Under Water di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari Perusak Jadi Penyelamat

Bangsring Under Water dikelola oleh kelompok nelayan Bangsring Samudra Bakti. Sebagaian besar nelayan tersebut adalah nelayan ikan hias yang menangkap ikan menggunakan potas dan bom sehingga merusak terumbu karang yang berada di sekitar Pantai Bangsring.

"Penangkapan ikan menggunakan potas dan bom tersebut dilakukan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun. Sehingga kondisi perairan di sekitar sini rusak parah. Kami nelayan ikan hias harus mencari ikan sampai keluar perairan sini karena efek dari penangkapan penggunaan potas dan juga bom," ujar Ikhwan Arief.

Hingga akhirnya dia berinisiatif mengajak para nelayan untuk menangkap ikan dengan cara ramah lingkungan serta memperbaiki terumbu karang yang rusak dengan membuat apartemen ikan serta tranplantasi terumbu karang.

"Secara logika kami berpikir jika rumahnya sehat maka penghuninya akan banyak. Begitu juga terumbu karang yang baik maka ikan akan banyak datang karena selain untuk rumah ikan, terumbu karang juga digunakan untuk ikan bertelur. Jadi anggaplah kami perusak yang kemudian tobat dan membantu menyelamatkan kembali terumbu karang yang sudah hancur," jelasnya.

Perjuangan para nelayan Pantai Bangsring sejak tahun 2008 akhirnya membuahkan hasil. Terumbu karang mulai tumbuh subur di wilayah yang telah menjadi wilayah konservasi. Pengunjung pun mulai berdatangan untuk menikmati keindahan panorama bawah laut yang ada di Selat Bali tersebut. Termasuk juga ketika kelompok nelayan mendapatkan bantuan berupa rumah apung yang dijadikan sebagai sarana pembelajaran masyarakat untuk mencintai lingkungan laut.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Rumah apung di Bangsring Under Water di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Di sini kamu juga membuat juga marine education untuk pelajar, mahasiswa atau wisatawan yang datang ke sini. Mereka kami ajak bersih-bersih pantai, menanam cemara laut, ataupun transplantasi terumbu karang. Kami juga memberikan penjelasan tentang fungsi terumbu karang. Kami ajak wisatawan berperan serta serta secara langsung. Kami percaya jika kita menjaga kelestarian laut maka laut juga akan memberikan lebih kepada kami. Salah satunya adalah potensi alam yang ada di dalamnya," tambah Ikhwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com