Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sulit Menemukan Restoran Muslim di Tiongkok

Kompas.com - 23/06/2015, 10:31 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

TERNYATA tak sesulit yang dibayangkan untuk menemukan restoran Muslim di penjuru Tiongkok. Di tiap kota besar dan kecil, selalu ada restoran Muslim. Asal kita mau usaha sedikit untuk mencari informasi dan lokasinya. Di kota besar seperti Beijing dan Shanghai, hampir di tiap ruas jalan atau persimpangan ada saja restoran Muslim. Bahkan di kawasan pusat turis di Qianmen terdapat toko roti Muslim.

Jadi bisa dikatakan restoran Muslim adalah hal yang jamak atau wajar bagi penduduk lokal Tiongkok. Restoran Muslim di sini biasa juga disebut restoran halal. Pemiliknya adalah Muslim. Pekerjanya biasanya campuran, baik non Muslim maupun Muslim. Biasanya restoran Muslim adalah bisnis keluarga. Dijamin tidak ada menu babi di sini.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Nama restoran Muslim di Tiongkok ditulis dengan huruf kanji Tiongkok dan huruf Arab.
Untuk menandai restoran adalah nama restorannya ditulis dengan huruf kanji Tiongkok ditambah huruf Arab. Di dalamnya biasa terdapat ornamen-ornamen simbol Islam seperti gambar Kabah dan kaligrafi huruf Arab. Menunya kebanyakan sama dengan retoran pada umumnya yaitu mi, nasi, dan dumpling, semacam pangsit yang dimasak ala dimsum.

Rasanya yang beda dengan menu di restoran umum. Rasa dan aroma kuah mi lebih kental dengan rempah timur tengah seperti biji pala dan jinten. Dagingnya kebanyakan anak kambing atau biasa disebut mutton, kambing, dan sapi. Beberapa juga ada menu ayam. Kalau menu sayur atau vegetarian biasanya hampir sama dengan menu restoran pada umumnya.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Restoran Muslim di Tiongkok dengan tanda 'halal'.
Di restoran Muslim biasa ada beberapa menu khas yang berbeda yaitu sate daging sapi atau kambing muda. Dibakar ala sate dengan dilumuri bumbu rempah. Rasa rempahnya hampir sama rempah di Turki. Berbeda dengan sate di Indonesia, sate di Tiongkok potongan dagingnya besar. Satu tusuk bisa 2-3 kali suapan. Tusukannya saja besar dan panjang. Tusukannya ada yang dari besi ada juga yang dari kayu. Dijualnya juga satu tusukan, bukan per porsi sepuluh tusuk.

Kebanyakan orang lokal makan sate ini bukan ditemani nasi. Mereka lebih suka dengan roti, baik roti biasa maupun roti mantou yang dibakar. Biasa juga makan tanpa teman makanan lain atau digado. Sate biasa menjadi favorit saat santap malam bersama teman atau keluarga. Saat KompasTravel mencicipi sate ini, rasanya lebih sebagai steak daging.

Penggemar restoran Muslim bukan hanya para Muslim atau turis Muslim. Masyarakat lokal yang non Muslim banyak yang gemar makan di restoran Muslim. Mereka datang dan memilih makan di restoran Muslim karena rasanya yang enak dan berbeda dengan restoran pada umumnya. Rasa makanannya lebih kuat aroma rempah timur tengah yang memang tidak terlalu asing di lidah mereka.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Restoran Muslim di Tiongkok.
Restoran Muslim juga dikenal murah. Berbagai menu yang sama bisa 3-5 Yuan lebih murah dibanding retoran lainnya atau sekitar Rp 6.000 – Rp 10.000. Jangan terlalu kaget juga, restoran Muslim di Tiongkok banyak yang menyediakan bir, terutama bir buatan pabrik lokal. Ini memang bagian dari budaya lokal yaitu sehabis makan kemudian minum bir.

Namun bukan minuman alkohol lainnya yang mudah ditemui di restoran umumnya. Di sini hanya bir saja. Makanya bagi para pelancong Muslim, jangan takut kesulitan makan di Tiongkok. Asal mau jalan mencari dan mencari tahu, tidak sulit kok menemukan restoran Muslim di sana. Bahkan lebih seru karena menawarkan menu yang berbeda dari restoran lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com