Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari Sekadar "Diving" dan "Snorkeling"

Kompas.com - 06/07/2015, 14:35 WIB

Perspektif dibalik

Perspektif pariwisata di gugusan pulau karang itu seharusnya dibalik dari menikmati alam menjadi memberi ke alam. Untuk itu muncul berbagai gagasan untuk lebih mengembangkan wisata ramah lingkungan atau wisata konservasi. Salah satu yang mulai populer adalah wisata penanaman karang dari karang-karang yang dibudidayakan warga Pulau Panggang. Saat ini, kian banyak wisatawan, baik pribadi maupun berkelompok, yang berwisata sambil mengikuti program adopsi karang.

Selain itu, ada ide untuk melakukan restocking ikan hias. Wisatawan yang datang diharapkan membeli ikan hias tangkapan nelayan untuk dilepas kembali ke laut. Ikan hias itu selama ini dikirim ke Jakarta.

Warga Pulau Panggang sebagian besar bekerja sebagai nelayan tangkap, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Sebagian nelayan beralih menjadi pembudidaya keramba kerapu dan bawal bintang.

Merawat karang

Budidaya transplantasi karang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir oleh sejumlah kelompok warga.

Kegiatan budidaya itu, baik keramba maupun karang, pun sebenarnya bisa menjadi alternatif wisata. Menyaksikan bagaimana nelayan merawat ikan atau belajar melakukan transplantasi karang adalah pengalaman yang menarik.

Merawat ikan kerapu di keramba ternyata sangat sulit. Kerapu-kerapu itu harus diperlakukan layaknya bayi. Dalam jangka waktu tertentu, ikan-ikan itu harus dimandikan untuk menghilangkan parasit yang menempel di tubuhnya.

Transplantasi karang juga menjadi sajian wisata di Pulau Panggang. Jika selama ini wisatawan hanya melakukan adopsi atau menanam karang hasil transplantasi, di Pulau Panggang wisatawan bisa menyaksikan atau mencoba melakukan transplantasi sendiri.

Ismail, salah satu ketua kelompok pembudidaya karang, mengatakan, selama ini yang sudah relatif populer memang melakukan adopsi karang. Biaya untuk adopsi karang ini mulai dari Rp 50.000 untuk jenis rockpile hingga Rp 800.000 untuk model rak. Pengadopsi karang akan terus mendapatkan informasi tentang perkembangan karangnya melalui e-mail.

Ismail menyebutkan, program wisata konservasi ini seharusnya bisa dikembangkan lagi menjadi wisata pendidikan. Jadi, wisatawan tidak hanya asal menanam, tetapi juga diberi pengetahuan mengenai pentingnya terumbu karang bagi kehidupan di laut ataupun belajar melakukan transplantasi karang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com