”Modal Rp 4 juta bisa untung hingga Rp 20 juta sekali panen,” katanya. Panen bunga terjadi empat sampai lima kali setahun. Keuntungan itu membuat banyak masyarakat beralih usaha. ”Saya semula pegawai negeri sipil golongan III, berhenti, lalu menanam bunga,” ujarnya.
Ronny mengatakan, petani bunga beruntung saat Pemerintah Kota Tomohon menggelar Festival Bunga tahun 2008. Ketika itu, petani belum sanggup memenuhi permintaan bunga saat festival pertama kali digelar, yang mencapai jutaan tangkai. Namun, Wali Kota Jefferson Rumajar (saat itu) tak hilang akal. Ia pun memasok bunga dari Lembang, Jawa Barat, untuk kepentingan festival. ”Syukurlah dalam dua kali festival, kami bisa menjadi tuan rumah yang baik. Seluruhnya bunga produksi petani Tomohon,” ujar Jimmy.
Dinas Pertanian Kota Tomohon mencatat lebih dari 200 pedagang bunga yang menjajakan 250 jenis tanaman hias di kota itu. Sekuntum mawar, yang dahulu biasa dipetik gratis dari kaki Gunung Lokon dan Mahawu, kini bernilai
Decky, pedagang bunga, menyebutkan, bunga yang diperdagangkan adalah varian lokal, seperti aster dan gladiol. Ada juga bunga asal luar daerah, di antaranya aglonema yang berasal dari Jawa dan puring yang diimpor dari Thailand. Harga bunga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah.
”Setiap hari selalu ada pembeli. Mereka kebanyakan orang dari Manado. Permintaan paling ramai biasanya terjadi menjelang Natal, periode September hingga Desember,” ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.