Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggali "Harta Karun" dengan Menarik

Kompas.com - 08/07/2015, 13:56 WIB
Peserta tur Tanah Abang Heuvel ini pun bervariasi, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Ada yang ikut tur untuk mengisi waktu luang, berburu foto, mencari gebetan, diajak orangtua, hingga mereka yang kecanduan sejarah. Mereka berkeliling mulai dari Taman Prasasti, Pasar Blok E Auri, rumah bekas kamp interniran di Cideng, masjid Ar Rohah di Jalan Abdul Muis, dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, serta tempat bersejarah lainnya.

Salah satunya adalah Tony Setiabudi (70) yang mendapatkan banyak informasi baru tentang sejarah Tanah Abang. Baginya, kawasan yang kini menjadi pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara itu menyimpan banyak cerita. Ia pertama kali menginap di losmen Tanah Abang saat hendak mendaftar menjadi mahasiswa di Universitas Baperki, kini bernama Universitas Trisakti.

”Beberapa hal yang disampaikan Sven adalah masukan baru bagi saya yang sangat tertarik belajar sejarah, terutama soal budaya Tionghoa peranakan,” ungkap Tony, yang berprofesi sebagai psikiater.

Putra (13), siswa kelas VII sekolah menengah pertama di Jakarta Selatan, juga merasa senang bisa mendengarkan cerita sejarah sembari melihat lokasinya. Menurut dia, belajar sejarah dengan metode ini lebih mudah diserap. Ia pun sudah enam kali bergabung dalam acara tur sejarah yang digelar Sahabat Museum.

Kopi darat

Secara rutin, Sahabat Museum menggelar tur sejarah bertajuk ”Plesiran Tempo Doeloe”. Dari 2003-2015, Sahabat Museum sudah 128 kali menggelar tur bersejarah. Komunitas ini menelusuri jejak sejarah, mulai dari Jakarta, Banda Neira, hingga Belanda. Sistem keanggotaan komunitas ini juga bersifat cair. Di forum mailing list dan akun Facebook tercatat ada 5.000 anggota komunitas. Mereka biasa bertemu dalam forum Plesiran Tempo Doeloe dan Pintong (Pindah Tongkrongan).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com