Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketupat Menyapa Lebih Awal di Pulau Kelapa

Kompas.com - 08/07/2015, 17:43 WIB
Meski demikian, ada sedikit perbedaan pada waktu pelaksanaannya. Di Pulau Harapan, yang disambungkan jembatan alam kecil dengan Pulau Kelapa, Qunutan dilakukan setelah shalat magrib, bukan setelah shalat isya dan tarawih.

Di Masjid Al Hidayah, Pulau Harapan, warga sudah berbondong-bondong ke masjid begitu selesai berbuka puasa. Usai shalat magrib berjemaah, mereka berebutan meletakkan bingkisan ketupat dan sayur di lantai teras masjid untuk minta didoakan ustaz yang dituakan. Usai berdoa, mereka saling bertukar bingkisan dalam keakraban warga khas orang pulo.

”Kami sempat berpikir untuk melakukannya usai shalat magrib, tetapi setelah dipikirkan kembali waktunya terlalu sempit. Akhirnya kami putuskan melaksanakannya usai shalat tarawih,” tutur Sahido.

Memasak sendiri

Menurut Saufa (49), pengurus lain Masjid Al-Falah, makanan yang dibagi-bagikan itu dimasak sendiri oleh warga. Setiap warga biasanya memasak sekitar lima buah ketupat dan sayur kentang atau labu.

Paket ketupat sayur itu kemudian dibawa ke masjid atau mushala terdekat dengan rumah mereka. Sejak sebelum magrib hari itu, tampak ibu-ibu membawa mangkuk berisi sayur dan seikat ketupat ke masjid dan mushala-mushala.

Meski ketupat sudah dimunculkan sebelum Idul Fitri tiba, ada perbedaan antara hidangan ketupat saat Qunutan dan Lebaran. ”Sayur yang dimasak saat Qunutan tak ada dagingnya karena daging harus dibeli dari daratan, jadi mahal. Dagingnya nanti baru dikeluarin saat Lebaran, ha-ha-ha,” imbuh Sahido.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com