Kami sudah bertolak dari ibu kota Sabah, Kota Kinabalu, sekitar pukul 07.30. Atas undangan Dewan Pariwisata Sabah, kami bersama maskapai penerbangan AirAsia berkesempatan mengunjungi Gunung Kinabalu pada pertengahan April 2015. Gunung itu telah dilindungi dengan statusnya sebagai taman nasional.
Perjalanan ke Gunung Kinabalu dengan jarak sekitar 90 kilometer memakan waktu 2 jam. Pemerintah Negara Bagian Sabah rupanya menyiapkan infrastruktur demi menunjang pariwisata dengan sangat baik. Sepanjang jalan, aspal mulus—tanpa kemacetan pula.
Sang pemandu, Bobby Weslee (42), dengan antusias menerangkan mengenai tujuan kami. Kinabalu adalah taman nasional pertama yang dimiliki Malaysia. Pengukuhan taman nasional pada tahun 1964 disusul pengakuan situs warisan dunia dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada tahun 2000.
Pekan Nabalu adalah persinggahan utama sebelum tiba di Gunung Kinabalu. Wisatawan bisa melepas penat sejenak sambil berbelanja kerajinan khas seperti topi, gantungan kunci, dan tas. Udara dingin membuat nafsu makan merambat. Di Pekan Nabalu terdapat beberapa kedai. Hidangan paling khas apa lagi kalau bukan kopi tenom khas Sabah. Di kedai, barista meracik kopi dengan memindahkan seduhan berkali-kali ke gelas yang berbeda. Mirip cara membuat kopi tarik aceh. Tak sampai 5 menit, kopi sudah terhidang dengan uap masih mengepul. Teh sabah organik dengan aroma dan rasa yang kuat juga bisa dipesan. Kami pun menyeruput minuman hangat ditemani beberapa jenis camilan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.