Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpikat Pesona Negeri Bahari

Kompas.com - 12/07/2015, 09:03 WIB
Pergi ke Ternate tak membutuhkan biaya terlalu mahal. Bisa dicek di portal-portal pembelian tiket pesawat daring, harga rata-rata tiket ke Ternate Rp 1,4 juta-Rp 2,2 juta per orang. Hampir semua maskapai nasional melayani penerbangan Jakarta-Ternate, tetapi hanya dua yang melayani penerbangan langsung, yakni Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.

Buat orang Jakarta yang sudah biasa dengan kelengkapan fasilitas kota besar, tak perlu khawatir. Sarana dan prasarana publik di Ternate sudah cukup lengkap. Angkutan umum, penginapan berbintang, pasar, fasilitas perbankan, hingga mal dan sejumlah kafe dan restoran waralaba nasional tersedia di kota ini. Wajar saja karena Ternate adalah kota terbesar dan pusat perekonomian Maluku Utara.

Keliling pulau

Sejak melihat pemandangan Ternate dari udara, kami sudah penasaran untuk berjalan-jalan mengelilingi pulau tersebut. Dengan luas total pulau 111,8 kilometer (km) persegi, jalan mengelilingi pulau tersebut hanya sepanjang sekitar 45 km.

Dengan menyewa mobil dari salah satu persewaan mobil yang banyak terdapat di Ternate, kami menjelajah pulau itu, Kamis (4/6). Tarif sewa mobil di sini sekitar Rp 300.000 per 24 jam untuk mobil jenis Toyota Avanza model lama.

Hari itu, kami memilih berjalan ke arah utara sehingga akan memutari pulau dengan arah berlawanan jarum jam. Objek pertama yang kami tuju adalah Batu Angus, sekitar 12 km arah utara pusat kota Ternate.

Di lokasi ini, jalan raya membelah bongkahan-bongkahan batuan yang bentuk dan warnanya kontras dengan bebatuan di sekitarnya. Sebenarnya, lebih tepat jika disebut jalan raya itu zaman dahulu kala "dibelah" aliran batu-batu hitam ini.

Ya betul, aliran, karena batu-batu itu tak lain adalah aliran lava yang membeku saat terjadi letusan Gunung Gamalama pada tahun 1907. Menurut laman resmi Badan Geologi, waktu itu terjadi letusan samping yang memuntahkan lava ke arah timur laut hingga menyentuh laut.

Kawasan Batu Angus sudah ditata menjadi tempat wisata berpemandangan indah. Gunung Gamalama menjulang tinggi di barat, bongkahan batu-batu "hangus" yang mengalir memanjang sekitar 2 km, dan berakhir pada tebing terjal yang bersentuhan langsung dengan laut bening membiru di timur.

Puas menikmati pemandangan di Batu Angus, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 4 km ke arah utara, kami menemukan kawasan berpagar rapi di sebelah kanan jalan. Itulah kawasan wisata Pantai Sulamadaha.

Pada pandangan pertama, tak ada yang begitu istimewa dengan pantai itu. Ombaknya kecil, pantainya bertabur pasir hitam, dan luas pantainya tak begitu besar. Sekilas, pantai itu mengingatkan pada Pantai Baron di Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com