Perjalanan Kelenteng Cu An Kiong cukup berliku, khususnya saat Orde Baru. Saat itu, mengecat tembok pun dipersulit aparat pemerintah setempat. Namun, selepas Ore Baru, banyak pejabat mendatangi kelenteng tersebut.
Menurut Gandor, ada tulisan berhuruf Cina di depan kelenteng yang menjadi daya tarik. Ia tidak bisa membacanya namun dari sesepuh, diungkapkan maknanya yang kira-kira berbunyi "semua permohonan pasti terkabul".
Maksudnya, doa jelek seseorang juga akan terkabul tetapi orang yang berdoa harus berani menanggung akibatnya. Kelenteng Cu An Kiong ramai tanggal tiga bulan tiga menurut penanggalan Tiongkok. Saat itu, Makco berulang tahun.
Selain Kelenteng Cu An Kiong, di Lasem ada Kelenteng Poo An Bio di Jalan Karang Turi VII Nomor 15, dan Kelenteng Gie Yong Bio di Jalan Babagan Nomor 7. Sekitar tahun 1815, Lasem menjadi kota yang memiliki penduduk Tionghoa terbanyak di Pantura. Itu sebabnya, di wilayah ini terdapat beberapa kelenteng. (Rika Irawati & Bakti Buwono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.