Dinginnya udara di Liwa, Lampung Barat, Kamis (16/7/2015) malam, mencapai 19 derajat celsius. Namun, hal itu tidak menjadi halangan. Justru kehangatanlah yang terasa.
Kehangatan malam itu bermula dari meja makan. Sejumlah rumah menyediakan rendang sebagai menu buka puasa terakhir.
”Rendang kali ini rasanya beda karena saya bisa makan rendang bersama anak-anak dan cucu saya,” ujar Hiari Syatiri (53). Di hadapannya tersaji sepiring rendang yang gurih dan pedas lengkap dengan lemang yang legit. Lemang adalah ketan bakar yang dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar.
Berbicara soal rendang, kita tak bisa meninggalkan kelapa sebagai salah satu bahan pokok pembuatan rendang. Karena hampir setiap keluarga memasak rendang, tak heran jika tumpukan sabut kelapa ada di sudut-sudut rumah.
Namun, jangan anggap sabut kelapa itu onggokan sampah. Sabut kelapa itu akan digunakan untuk melakukan tradisi Malaman di malam takbir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.