Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelapa dan Tradisi Lebaran di Lampung Barat

Kompas.com - 19/07/2015, 18:26 WIB
Butuh waktu sekitar 60 menit hingga semua sabut kelapa terbakar dan menyisakan bara yang memerah terserak di tanah. Dulu, bara tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam setrika besi dan digunakan untuk menyetrika baju.

”Hei, mana baju yang mau dipakai besok untuk shalat Id? Sini biar mak (ibu) setrika,” tutur Beni Yulianto (32) saat mengisahkan nostalgia masa kecil kepada Kompas.

Percakapan dalam peristiwa itu, kata Beni, kini jarang ditemui. Saat ini, warga Lampung Barat lebih memilih menggunakan setrika listrik untuk menyetrika pakaian Lebaran.

Tahun ini, Beni pulang ke kampung halaman di Sebarus, Kecamatan Liwa, Lampung Barat. Kesempatan yang mungkin hanya datang setahun sekali itu selalu ia manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, mengenang memori masa kecil, dan berbagi cerita serta rezeki yang ia kumpulkan selama setahun sejak Lebaran tahun lalu.

Rendang, tradisi Malaman, dan kisah setrika bara sabut kelapa menjadi kenangan dan tradisi yang ia nantikan. ”Rendang bikinan mak (ibu) dan Malaman tidak ada di Bandar Lampung. Itu jadi alasan saya harus pulang,” tuturnya.

Selamat Idul Fitri, selamat berkumpul bersama keluarga, selamat mengenang indahnya masa kecil. (Angger Putranto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com