Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajak Keluarga, Menyibak Misteri 7 Gua di Jalur Selatan Jawa!

Kompas.com - 20/07/2015, 08:05 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Gua menyimpan kekayaan alam sekaligus misteri yang begitu mengundang untuk ditelusuri. Masuk ke kegelapan perut bumi memberikan sensasi mendebarkan. Nah, libur Lebaran mungkin bisa dijadikan momen tepat berpetualang bersama keluarga.

Asyiknya, sepanjang Jalur Selatan Jawa yang identik dengan jalur mudik ini juga menyimpan banyak wisata gua alami. Tentu, terlalu sayang jika tantangan tersebut dilewatkan, terutama bagi para pemudik yang akan kembali ke kota-kota besar di Jawa Barat. Berikut gua-gua yang patut disinggahi di libur Lebaran ini:

Gua Tetes, Lumajang

Gua ini menawarkan keindahan ragam gradasi warna stalagtit dan stalagmit. Gua Tetes terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo. Jarak tempuhnya sekitar 55 kilometer ke arah selatan dari kota Lumajang.

Anda harus melanjutkan petualangan sepanjang 3 kilometer dengan berjalan kaki. Tapi, semua peluh akan terbayar tuntas saat memandang deretan tebing berwarna kuning keemasan berlapis belerang. Lengkap dengan sulur hijau menawan.

Di samping kanan kirinya jatuh tetesan air terjun nan indah. Perpaduan antara tebing lumut hijau dan tetesan air terjun.

Gua Lowo, Trenggalek
Tak hanya terkenal dengan keindahan pantai, Trenggalek juga menyimpan misteri sepanjang 2 kilometer di perut bumi. Gua Lowo di desa Watuagung, Kecamatan Watulimo ini memiliki jarak tempuh 30 kilometer dari Kota Trenggalek.

Dr Robert K Kho, ahli gua asal Prancis menyebut Gua Lowo sebagai gua alam terbesar se-Asia Tenggara. Saking besarnya, baru sekitar 800 meter dan sembilan ruang saja yang bisa dijelajah. Sisanya terlalu berbahaya karena sungai di dasar gua sangat liar saat pasang.

KOMPAS.com Gua Gong, Pacitan

Gua Gong, Pacitan

Keunikan Gua Gong dapat Anda nikmati dengan berkendara 30 kilometer sebelah barat Pacitan menuju Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Bomo, Kecamatan Punung.

Gua alami ini dialiri sungai bawah tanah. Uniknya, salah satu batu stalagtit dapat mengeluarkan bunyi mirip gong gamelan saat dipukul. Dari sinilah nama nama 'Gua Gong’ berasal.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Mengambang di atas ban karet. Memasuki mulut obyek wisata Goa Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

Gua Pindul, Yogyakarta

Gua ini masih terbilang baru diresmikan sebagai objek wisata pada 2010. Terletak di Kelurahan Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dulunya, Gua Pindul dijadikan tempat sampah oleh warga. Padahal, sungai bawah tanahnya sangat menarik untuk ditelusuri. Di sini Anda dapat menikmati wisata cave tubing, menjelajahi perut gua menggunakan perahu karet.

Gua Jatijajar, Kebumen

Semakin mendekati wilayah Jawa Barat, Anda akan melewati wisata Gua Jatijajar. Lokasinya tersembunyi 42 kilometer ke arah barat daya Kota Kebumen atau 21 kilometer barat daya Kecamatan Gombong.

Gua sepanjang 250 meter tersebut menyimpan legenda Raden Kamandaka atau dikenal sebagai Lutung Kasarung. Konon, di Gua Jatijajar itulah sang putra mahkota bersembunyi dari kejaran prajurit Kadipaten Pasir Luhur.

Tak hanya itu. Anda juga bisa mengunjungi dua sendang atau sumber air, yaitu Sendang Mawar dan Kanthil. Air tersebut berkhasiat membuat kulit wajah awet muda. Berani mencoba?

Gua Petruk, Kebumen

Masih di Kebumen, sekitar 4,5 kilometer dari Gua Jatijajar nanti Anda akan menemukan tantangan lain, yaitu Gua Petruk. Hanya mengintip sedikit dari mulut gua itu, yang akan Anda temukan adalah kegelapan tiada akhir. Tak ada penerangan dalam gua, tak seperti dalam Gua Jatijajar. Benar-benar gelap total!

Tapi, jangan khawatir. Masih menurut catatan Dr Robert K Kho, Gua Petruk termasuk terindah di seantaro Nusantara. Karena itu, keasriannya sangat dijaga.

Lampu dan listrik tak boleh masuk gua karena takut menguras keindahannya. Anda harus ditemani pemandu untuk menjelajah gua lengkap dengan penerangan memadai.

Gua Lawa, Purbalingga

Gua ini menyempil di bawah lereng Gunung Slamet. Terbentuk dari endapan batu gamping dan aliran lava volkanik yang membeku lalu mengeras. Tempatnya berada di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, utara kota Purbalingga.

Tak tanggung-tanggung, panjang lorong guanya sekitar 1,5 kilometer dengan luas hingga mencapai 5 kilometer. Di dalamnya terdapat batu “Mbah Semar”. Mirip dengan tokoh pewayangan Semar. Padahal batu di Gua Lawa terbentuk secara alami.

Namun, sebelum memasuki mulut gua, ada baiknya Anda menyiapkan peralatan dokumentasi. Kapan lagi menjelajah perut bumi bersama keluarga?

Anda bisa pilih ponsel berlensa buatan Schneider-Kreuznach. Mereka terbiasa membuat lensa optik kamera DSLR. Juga, sensor Isocell agar efek noise (bintik hitam) berkurang saat kondisi minim cahaya sehingga kualitas foto sangat baik.

Kalau perlu, cari ponsel yang menempelkan mode expert pada kameranya. Jadi, Anda punya kendali penuh dalam mengatur kecepatan rana, ISO, dan pengaturan eksposur. Anda bisa menyesuaikan untuk pengambilan gambar dalam kondisi gelap.

Salah satu produk ponsel Oppo terbaru, yaitu Oppo R7, bahkan menawarkan kualitas gambar tinggi. Kamera belakang R7 beresolusi 13 megapiksel. Namun, fitur Oppo pure image 2.0+ mampu meningkatkan resolusi foto hingga 50 megapiksel.

Nah, sudah siap menjelajah di kegelapan total di perut bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com