Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2015, 11:47 WIB
EditorI Made Asdhiana
INDONESIA memiliki banyak potensi kuliner Nusantara yang layak dipromosikan hingga panggung internasional. Melalui kuliner, Indonesia pun bisa dikenal dunia. Kuliner bisa menjadi duta bangsa. Tekad menjadikan masakan Indonesia semakin dikenal dunia tersebut diusung oleh keluarga Bahar Riand Passa (35), pemilik restoran Ayam Penyet Presiden.

Nyatanya, di Singapura, pada saat ini, sudah ada tiga outlet Ayam Penyet Presiden, yaitu di kawasan Jalan Orchard, Serangoon, serta di Tampines. Pada 2015 ini, Ayam Penyet Presiden segera membuka satu outlet lagi di Singapura.

”Masakan Indonesia itu luar biasa potensinya. Banyak orang suka masakan Indonesia. Kalau dikemas dengan baik, masakan Indonesia pun bisa mendunia,” tutur Bahar. Bahar adalah direktur pelaksana (managing director) sekaligus pengelola Ayam Penyet Presiden. Ia mengelola bisnis keluarga yang mulai dijalani sejak 2009.

Awal usaha ayam penyet itu dimulai saat keluarga Bahar membeli outlet masakan Indonesia yang bangkrut di Lucky Plaza, Singapura. Diputuskan, mereka berjualan ayam penyet karena sederhana dan banyak yang suka.

Namun, di kemudian hari, warung makan ini berkembang dan tidak hanya menyajikan menu ayam penyet. Beberapa menu lain, seperti rendang, lotek, nasi goreng Jawa, dan empal goreng, pun menjadi menu wajib di sana.

Untuk menjaring pelanggan di awal usaha ini dimulai di Singapura, Bahar gencar mempromosikan warung makannya tersebut. Mulai dari mensponsori acara, memasang spanduk, hingga mengenalkan warungnya dari mulut ke mulut.

Dari sebuah outlet, restoran masakan Indonesia tersebut berkembang hingga kini ada tiga outlet. Dari semula hanya dikerjakan delapan orang, kini pekerja di Ayam Penyet Presiden sudah 30 orang.

Rasa otentik Indonesia

Sebagai orang Indonesia, Bahar cukup mengenal baik resep-resep masakan Indonesia. Sebisa mungkin, restoran Ayam Penyet Presiden tersebut menyajikan rasa otentik Indonesia. Tidak heran jika kemudian Bahar harus membeli beberapa bumbu dan perlengkapan lain langsung dari Indonesia.

”Hampir semua bahan bisa saya dapatkan di Singapura, tetapi untuk terasi dan petis memang harus dicari yang rasanya paling pas, yaitu dari Indonesia. Tanpa itu, mungkin rasa masakan Indonesia akan berbeda. Bukan lagi otentik masakan Indonesia,” ujar Bahar.

Selain terasi dan petis, beberapa perlengkapan tambahan didatangkan Bahar dari Indonesia, seperti kerupuk, emping, avokad, dan gula jawa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+