Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/07/2015, 11:47 WIB
EditorI Made Asdhiana
Dalam sehari, satu outlet restoran keluarga Bahar tersebut bisa dikunjungi 600-an konsumen baik orang Indonesia yang berada di Singapura maupun orang Singapura, serta orang Amerika Serikat dan Eropa.

Tingginya minat terhadap masakan Indonesia membuat Bahar berencana membuka cabang ayam penyet lagi tahun ini. ”Bisnis makanan di Singapura sebenarnya tidak mudah. Di awal harus memiliki sertifikat layak berjualan. Kini, kami pun terkendala terbatasnya tenaga kerja sebab ada kebijakan Pemerintah Singapura membatasi pekerja asing bekerja di Singapura,” ujar Bahar.

Akhirnya, Bahar harus kreatif dalam berjualan. ”Bagaimana caranya kami bisa menyajikan makanan dengan cepat dan baik menggunakan tenaga terbatas,” kata Bahar.

Kualitas dan konsisten

Untuk mempertahankan bisnis kuliner tersebut, pagi hari sebelum restoran buka, Bahar meminta pegawainya untuk mencicipi rasa masakan Indonesia tersebut agar kualitasnya tidak menurun.

”Kami berusaha konsisten dengan menu dan rasanya. Jika tidak konsisten, pelanggan tidak akan bertahan,” ujar lulusan jurusan elektronika di Nanyang Technological University tersebut.

Saat ini, Ayam Penyet Presiden sudah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu kalangan menengah ke bawah Singapura. Harga per porsi makan di sana rata-rata 10 dollar Singapura (sekitar Rp 100.000). Ke depan, ada keinginan Bahar untuk merambah usaha kuliner di kelas menengah atas.

”Semua lini usaha harus dicoba kalau ingin menjadikan kuliner Indonesia semakin dikenal dunia. Namun, harus bertahap, dan tidak gegabah. Yang penting, yang ada sekarang dimaksimalkan dahulu. Kalau kita konsisten mengenalkan kuliner Indonesia, lama-lama masakan Indonesia akan mendapat tempat di dunia,” ujar Bahar.

Pengalaman Bahar dengan Ayam Penyet Presiden diharapkan bisa diikuti oleh para pengelola restoran masakan khas Indonesia yang lain. (Dahlia Irawati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+