Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bedug Pendowo, Bedug Raksasa dari Purworejo

Kompas.com - 28/07/2015, 14:17 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

Kayu jati bercabang lima atau biasa disebut sebagai pohon jati pendowo yang berasal dari Desa Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo dipilih sebagai bahan bedug raksasa ini. Sementara untuk bagian tabuhannya terbuat dari kulit banteng.

Selain memiliki ukuran yang besar, bedug pendowo juga memiliki kisah yang menarik dan membuat bedug pendowo istimewa meski usianya hampir dua abad. Sulamtomi (45), pengelola Masjid Darul Muttaqin, ingat betul cerita yang disampaikan para leluhurnya tentang bedug pendowo.

“Susah ini dibuatnya, karena ukurannya juga besar dan alatnya enggak kayak sekarang. Kayunya juga bawanya digelundungin dari desanya sampai ke sini,” ujar pria yang akrab disapa Tomi ini.

Tak hanya proses pembuatannya yang sulit dan memakan waktu hingga tiga tahun, proses perawatan bedug pendowo juga tak bisa dikatakan mudah. Kesulitan dirasa khususnya pada bagian tabuhan bedug. Seringnya bedug ditabuh tentu membuat kulit tabuhannya semakin menipis. Sementara saat ini menurut Tomi cukup sulit menemukan sapi maupun kerbau dengan ukuran sebesar itu.

Seketika Tomi teringat kisah yang biasa ia dengar. Konon, para pengelola masjid dulu tidak perlu repot mencari kulit sapi sebagai pengganti jika bagian tabuhannya rusak atau sobek. Sebab, para sapi tersebut dengan sukarela mendatangi Masjid Darul Muttaqien.

“Dulu sejarahnya ada sapinya dateng sendiri, dia tahu mungkin atau gimana ya?” cerita Tomi.

Kini, untuk menjaga keawetannya, bedug pendowo hanya ditabuh menjelang salat Jumat hingga waktu salat Ashar dan juga hari-hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara, untuk pemakaian harian, tersedia sebuah bedug dengan ukuran yang lebih kecil tepat berada di sebelah kanan serambi masjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com