Umumnya, di masa musim panaslah waktu yang baik bagi mereka untuk membuat garam. "Tergantung cuaca, kalau mendung susah. Biasanya malah suka gagal," tambah pria yang memiliki 4 orang anak ini.
Awalnya air laut dituang dalam sebuah wadah yang disebut tinjung yang juga sudah diisi oleh pasir terlebih dahulu. Dari sana kemudian ditunggu sampai air meresap ke dalam pasir, dan mengalir ke dalam bak yang telah disediakan di bawahnya.
Baru setelah dari bak tersebut, kemudian tahap pengolahannnya berikutnya dibawa ke penjemuran. Ditunggu hingga sekitar 3 harian, kemudian sudah berbentuk garam dan bisa dipanen.
"Garamnya ini enak, beda rasanya dari garam yang lain. Silakan dicoba," ujar seorang petani garam winata lainnya sambil menunjukkan garam hasil panenannya kepada Tribun Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.