Setelah itu, perhatian segera tersedot pada kentakalla ni santai atau sup tuna. Sambil menyeruput kuah sup yang hangat, pikiran pun melayang pada cerita Lisa tentang nelayan yang berada di tengah samudra hingga sebulan demi mendapatkan si tuna. Kentakalla ni santai yang penampilannya mirip opor ini dibuat dari fillet atau irisan daging ikan tuna yang dimasak bersama bumbu kunyit, garam, gula, dan ketumbar.
Ada rasa khas yang terindera oleh lidah ketika mencicipi kuahnya yang kuning, encer, dan ringan. Rasa asam yang samar, tetapi menyentak ingatan rasa yang gembira mengenal rasa ”baru” tetapi lama. Ikan tuna dan cakalang diperoleh dari laut dalam. Demi memburu tuna dan cakalang, nelayan sedikitnya berada di tengah laut selama dua minggu. Oleh karena tidak punya es batu atau mesin pendingin, ikan-ikan itu dijual kepada nelayan asing di tengah laut. Mereka melaut hingga ke batas mendekati Australia atau di laut antara Kalimantan dan Sulawesi. Para nelayan tidak punya banyak pilihan karena jika ikan dibawa ke darat akan membusuk.