Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kembangkan 10 Kawasan Buah

Kompas.com - 30/07/2015, 10:21 WIB
KENDAL, KOMPAS - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan mengembangkan perkebunan buah skala luas yang diintegrasikan dengan pabrik pengolahan. Pola pengembangan buah berbasis kawasan ini melibatkan petani dengan pola pengelolaan bersama.

Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa (28/7/2015), di sela-sela kunjungan ke kebun buah sekaligus wisata agro Plantera Fruit Paradise, di Desa Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Plantera mengembangkan kebun buah dengan areal pertanaman buah 235 hektar dengan memanfaatkan embung-embung sebagai cadangan air. Tanaman buah yang dikembangkan antara lain durian montong, srikaya, kelengkeng, buah naga, dan rambutan.

Melalui Yayasan Obor Tani, pengelola juga mengembangkan 200 ha kebun buah rakyat yang tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan luasan minimal 10 ha per kawasan yang biasanya cepat berkembang menjadi 20 ha dengan dukungan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Petani dengan luas kepemilikan lahan kecil dikelompokkan menjadi 1 kelompok dengan anggota 50-60 petani. Lahan mereka diberi bibit dan ditanami buah. Para petani mendapat pendampingan hingga akses pemasaran dengan dukungan dana itu. Setelah 3 tahun, petani dibiarkan mengelola sendiri kebun buah itu. Apabila belum mampu memasarkan sendiri, petani bisa memasarkan lewat yayasan tersebut.

Setelah berkeliling melihat kebun buah dan model pengelolaan, Mentan mengatakan, Kementan akan mengalokasikan anggaran Rp 300 miliar untuk pengembangan 10 kebun buah di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Luas tiap kawasan 10 ha. Perkembangan kawasan akan dilihat dan akan direplikasi hingga skala nasional.

Pemilik Plantera Fruit Paradise sekaligus Ketua Yayasan Obor Tani Budi Darmawan mengatakan, pola yang sama juga dilakukan Thailand dan Tiongkok dalam pengembangan kebun buah mereka. Di Tiongkok, setiap 5 kawasan kebun buah dibangun satu unit pabrik pengolahan buah sehingga bisa menjamin serapan buah masyarakat.

Sistem pembelajaran di perguruan tinggi belum menciptakan ahli-ahli buah yang siap pakai. Oleh karena itu, perlu ada pendampingan dan transfer pengetahuan. Yang harus diketahui dalam pengembangan buah adalah soal standar, misalnya pengelola mengetahui standar kualitas tanaman, standar buah berkualitas, standar pemupukan dan perawatan yang baik, serta penanggulangan penyakit.

Saat ini, di Plantera ditanami durian montong lebih dari 1.500 pohon, 2.000 pohon kelengkeng, kebun buah srikaya, kebun cengkeh, rambutan, pepaya, jambu air, hingga jambu citra.

”Kita bisa buat percontohan di sepuluh desa. Integrasikan ternak, ikan, tanaman buah,” kata Budi. Ia menambahkan, bibit srikaya berasal dari Australia, lalu dikembangkan sendiri. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com