Pantai Pabuahan di Banjar Pebuahan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini memang terletak di pinggir pantai. Kehidupan khas nelayan seperti perahu yang ditambatkan serta beberapa warga menjual hasil tangkapannya nampak menghiasi rumah mereka.
Begitupun sepanjang jalan ini, kafe dan warung penyedia olahan ikan bakar berjejer memanfaatkan panorama laut lepas. Beragam nama yang berkaitan dengan ikan bakar tampak seragam hiasi bagian depan. Berbagai fasilitas mereka tawarkan untuk menyajikan olahan seafood selain pesona keindahan laut yang dijadikan sebagai obyek utama.
Di pinggir pantai, sepanjang jalan 500 meter ini perhatian pengendara akan tertuju pada kafe dan warung ikan bakar di sebelahnya. Rumah sederhana milik penduduk setempat memberikan variasi menyusuri jalan kecil ini.
Kelengkapan berkunjung akan anda rasakan bila sudah mencicipi olahan salah satu kafe yang dikelola oleh warga sekitar.
"Kami manfaatkan pesisir pantai ini sebagai tempat santai warga Jembrana, yang dulunnya hanya lah tempat kumuh dan kurang perhatian," kata Harianto, pemilik Warung Pondok Waru.
Menurut Harianto, ketika dirinya mulai membuka usaha hanya bermodal dari Rp 200.000. Sebagai sebuah kenangan dia menyisakan satu unit bentuk bangunan 'bale bengong' yang tersisa berdiri di dekat dapur. Keseriusan bewirausaha yang berawal dari tenaga 4 orang kini bertambah menjadi 20 orang seiring dengan pengembangan tempat berjualan beserta fasilitas penunjangnya.
Kini, di atas lahan seluas 9 are terlihat lebih luas bila dibandingkan dengan kafe tetangganya. Kelegaan ruang parkir menambah keleluasan pengunjung untuk memberhentikan kendaraannya di halaman parkir yang ditumbuhi oleh pohon kelapa sebagai peneduh.
Di warung miliknya ini, berbagai menu seafood ditawarkan, mulai dari ikan kerapu, baronang, kakap putih, dan juga ikan air tawar seperti lele, gurami, bawal, patin, dan nila. Ikan-ikan ini didatangkan khusus melalui tengkulak dari Bayuwangi, Jawa Timur dan juga dari nelayan setempat. Dalam sehari, setidaknya dia menyiapkan 200 kilogram persediaan ikan.
Seperti halnya warung ikan bakar lainnya, semua pesanan dipilih menurut selera mulai dari nol dengan terlebih dahulu memilih jenis ikan yang dipajang. Baik itu ikan yang sudah didinginkan maupun ikan yang ada di dalam kaca akuarium sebelumnya harus ditimbang. Selanjutnya pelanggan mendapatkan nomor antrean yang dibawanya sampai diserahkan di meja kasir.
"Khusus untuk ikan yang didinginkan, kami sudah membersihkan seisi perut ikan, sehingga tidak akan mengurangi dari jumlah berat yang bisa merosot hingga 200 sampai 300 gram sebelum ditimbang oleh pembeli," ungkapnya.
Ketika makanan siap disajikan, paket menu pilihan tersebut diantar pelayan menggunakan nampan. Begitu keluar dari dapur dan memasuki halaman yang luas. Mereka memanggil pelanggan dengan suara lantang menyebut nomor antrean yang dibawa pelanggan. Satu persatu pesanan dikeluarkan silih berganti. Pemandangan seperti ini akan jelas dilihat saat-saat jam waktu makan serta waktu liburan yang tentunya dibanjiri oleh pengunjung.
Harianto menambahkan, saat ini warungnya tak lepas dari ancaman arus laut yang menyebabkan abrasi yang bisa datang saat gelombang pasang di musim- musim tertentu. Upaya penanggulangan telah dilakukannya dengan memperkokoh bibir pantai menggunakan batu secara swadaya. "Saat ini abrasi lah permasalahan kita, abrasi secara terus menerus," keluhnya.
Kawasan olahan seafood di Jembrana ini bisa dijangkau dari Gilimanuk yang berjarak 25 kilometer sedangkan dari kota Negara hanya ditempuh sekitar 10 kilometer.
Ketika sudah berada di Desa Pabuahan yang berada di jalan Denpasar-Gilimanuk, anda tinggal mengarahkan kendaraan ke arah selatan sepanjang 2 kilometer. Ketika sampai, anda pun bisa melihat Pantai Rening di sebelah timurnya dan di sebelah barat merupakan Pantai Candikusuma sebagai obyek wisata pantai di Jembrana. (Eka Juni Artawan)