Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedapnya Rebung Chai Nat

Kompas.com - 31/07/2015, 12:51 WIB
Cara memanen tanaman herbal itu harus dengan memetik, bukan mematahkan ranting maupun batang. Pemanenan jamur pun dilarang dengan menggali agar struktur tanah tak rusak.

Bagaimana dengan pemanenan batang bambu? Warga sepakat hanya bambu berusia lebih dari 3 tahun yang bisa dipotong. Itu pun hanya digunakan untuk pribadi, seperti renovasi rumah dan seizin pengurus komunitas.

Selain di hutan mengelola hutan bambu, masyarakat juga menjaga hutan campuran atau ”pa mai jing”. Hutan lindung itu terdapat 15 stasiun sesuai peruntukannya, seperti edukasi, penelitian, dan wisata.

Oleh masyarakat, batang pepohonan setempat diikat kain warna coklat-kuning, seperti kain yang dipakai biksu. Ikatan itu menunjukkan tanaman dilindungi atau tak boleh ditebang.

Jika aturan-aturan itu dilanggar, sanksi pertama, pelaku diperingatkan. Kesalahan dua kali, pelaku didenda 500-1.500 baht. Tiga kali mengulang kesalahannya, pelaku diserahkan ke polisi.

Berproses

Meski komunitas ini terbentuk tahun 2000, hingga kini masih berupaya mencari bentuk keberlanjutannya. Komunitas yang meraih berbagai penghargaan itu masih menggantungkan operasional komunitas dari pendanaan sponsor, seperti perusahaan minyak dan gas Thailand, PTT Group dan berbagai proyek kerja sama dengan LSM maupun badan internasional.

Menurut Saichon Puangpikul, perempuan pendiri komunitas itu, tidak ada iuran keanggotaan komunitas. Pengurus bekerja sukarela dan operasional seperti patroli didanai sponsor.

Di sisi lain, meski hutan dikelola komunitas Khao Rao Thein Thong, akses hutan dibuka bagi warga di luar komunitas. Ini terkesan kurang adil bagi masyarakat setempat yang berjerih lelah menjaga hutan.

Meski akses terbuka, warga luar komunitas harus mengikuti aturan main setempat. ”Akses terbuka ini keputusan dari 14 desa,” kata Saichon. Hingga kini, komunitas ini masih berproses mencari bentuk berkelanjutan.

Secara global, penguatan komunitas masyarakat hutan menggeliat. Pada Kongres Kehutanan Dunia, 7-11 September 2015 di Durban, Afrika Selatan, bertema Forests and People: Investing in a Sustainable Future.

Itu merespons cita-cita agar masyarakat hutan sejahtera dan ekosistem hutan tetap terjaga. Itu pula yang masih diperjuangkan Indonesia. (ICHWAN SUSANTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com