Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/08/2015, 15:43 WIB
EditorI Made Asdhiana
BANJARNEGARA, KOMPAS - Kerusakan alam di Dataran Tinggi Dieng dapat menurunkan minat wisatawan berkunjung ke salah satu destinasi wisata alam dan budaya andalan Jawa Tengah itu. Keselarasan antara manusia dan alam menjadi hal penting agar kekayaan budaya dan tradisi di Dieng dapat terus dilestarikan.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Sabtu (1/8/2015), di sela-sela penyelenggaraan Festival Budaya Dieng Ke-6 di kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Festival itu digelar dari Jumat hingga Minggu (2/8/2015) dengan tema ”Culture for Harmony”.

”Kawasan Dieng memiliki panorama yang indah, berikut ragam fenomena alam telaga dan kawah vulkanik yang bertebaran di sekitar Dataran Tinggi Dieng. Keindahan alam ini seperti surga yang tersembunyi di bumi Jawa. Semuanya harus dijaga jika ingin tempat ini selalu menarik bagi wisatawan,” katanya.

Kompas/Lucky Pransiska Petani memanen kentang di sekitar Candi Setiyaki di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (27/12). Masuknya kentang Impor dari China menghimpit petani kentang lokal dari dataran tinggi Dieng untuk memperebutkan pasar.
Salah satu penyebab degradasi lahan adalah penanaman kentang yang tidak sesuai kaidah konservasi. Selain tak menanam pohon penguat di sekitar lahannya, petani kentang juga mulai memanfaatkan tanah dengan kemiringan hingga 50 persen. Penggunaan pestisida dan kotoran hewan secara berlebihan juga memperparah erosi.

Kerusakan kawasan di Dataran Tinggi Dieng akibat penebangan hutan untuk lahan kentang. Tanah yang tergerus erosi di Dieng lebih dari 180 ton per hektar per tahun. Dengan luas lahan 55.000 hektar, erosi tanah mencapai 9,9 juta ton per tahun.

Menurut Kabul Budiyono, anggota Kelompok Tani Dieng Perkasa yang giat mengampanyekan penanaman ramah lingkungan, sudah sejak 10 tahun terakhir volume air di Telaga Merdada selalu surut drastis setiap musim kemarau. Padahal, sebelumnya telaga itu tak pernah mengering.

Menurut dia, di sekitar Telaga Merdada pada medio 1980-an banyak pohon kayu yang jadi resapan air. Saat ini, semuanya jadi lahan kentang. ”Wajar kalau Dieng jadi langganan longsor dan daerah di bawahnya, seperti Wonosobo yang sering dilanda banjir,” katanya.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Festival Budaya Dieng, di kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (31/7/2015). Festival Budaya Dieng ke-6 diselenggarakan 31 Juli-2 Agustus 2015 dengan mengangkat tema 'Culture for Harmony'.
Menata Dieng

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dirinya ingin menata kembali kawasan Dieng. ”Kawasan Dieng harus dihijaukan kembali. Mungkin butuh dana Rp 100 miliar,” katanya.

Ia mengatakan, infrastruktur Dieng akan dibenahi agar bisa dijual kepada wisatawan mancanegara. Ganjar berharap petani kentang mengurangi penggunaan bukit yang mulai gundul.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan, Dieng memiliki warisan kebudayaan yang tinggi. Peninggalan sejarah berupa ragam candi berikut artefak yang ada menunjukkan Dieng pada masa lalu adalah pusat peradaban kebudayaan.

Sebagai pusat peradaban masa lalu, leluhur Dieng meninggalkan warisan kebudayaan berikut nilai yang dibangun sebagai aturan tatanan kehidupan. ”Warisan leluhur tidak akan bermakna jika generasi penerus tak bisa menjaga dan merawatnya,” ujar Alif. (gre)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

Travel Update
DAMRI Buka Rute Baru, Bisa Langsung Ponorogo-Tangerang PP

DAMRI Buka Rute Baru, Bisa Langsung Ponorogo-Tangerang PP

Travel Update
Terbang ke Kuala Lumpur Bisa dari Bandara Kertajati, Mulai Mei

Terbang ke Kuala Lumpur Bisa dari Bandara Kertajati, Mulai Mei

Travel Update
Teluk Tekaka, Spot Wisata dengan Panorama Indah Mirip Pulau Padar

Teluk Tekaka, Spot Wisata dengan Panorama Indah Mirip Pulau Padar

Jalan Jalan
5 Tips Berwisata ke Hutan Kota GBK, Perhatikan Jam Buka

5 Tips Berwisata ke Hutan Kota GBK, Perhatikan Jam Buka

Travel Update
Panduan Transportasi Umum ke Taman Suropati, Naik Transjakarta dan KRL

Panduan Transportasi Umum ke Taman Suropati, Naik Transjakarta dan KRL

Travel Tips
Menikmati Pagi usai Sahur di Spot Riyadi, Yogyakarta

Menikmati Pagi usai Sahur di Spot Riyadi, Yogyakarta

Jalan Jalan
KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor dengan Theme Park hingga Movieland

KEK Lido, Calon Wisata Baru di Bogor dengan Theme Park hingga Movieland

Travel Update
Panduan ke Hutan Kota GBK: Jam Buka, Fasilitas, dan Aturan Masuk

Panduan ke Hutan Kota GBK: Jam Buka, Fasilitas, dan Aturan Masuk

Travel Tips
4 Aktivitas di Taman Suropati Jakarta, Healing Sambil Baca Buku Gratis

4 Aktivitas di Taman Suropati Jakarta, Healing Sambil Baca Buku Gratis

Jalan Jalan
11 Juta Orang Indonesia Liburan ke Luar Negeri, Jokowi: Banyak Devisa Terbuang ke Negara Lain

11 Juta Orang Indonesia Liburan ke Luar Negeri, Jokowi: Banyak Devisa Terbuang ke Negara Lain

Travel Update
Pengalaman Keliling Museum Basoeki Abdullah, Tempat Berkarya hingga Akhir Hayatnya

Pengalaman Keliling Museum Basoeki Abdullah, Tempat Berkarya hingga Akhir Hayatnya

Jalan Jalan
Cara ke Hutan Kota GBK Naik MRT, KRL, dan Transjakarta

Cara ke Hutan Kota GBK Naik MRT, KRL, dan Transjakarta

Travel Tips
Meriahkan Ramadhan 2023, Supermal Karawaci Gelar Sejumlah Program untuk Pengunjung

Meriahkan Ramadhan 2023, Supermal Karawaci Gelar Sejumlah Program untuk Pengunjung

Travel Update
Panduan Lengkap ke Banyuwangi Park: Tiket Masuk hingga Aktivitas

Panduan Lengkap ke Banyuwangi Park: Tiket Masuk hingga Aktivitas

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+