”Kami meyakini di antara kami selalu saling melindungi sehingga keluarga yang meninggal harus dimakamkan di dekat rumah keluarga atau di tengah Kampung Nuabari,” ucap Bartolomeus.
Satu-satunya
Wempi Nuabari, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Lena Ndareta, mengatakan pula, tata cara penguburan jenazah di dalam kubur batu tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Flores. Tradisi ini sangat unik, tetapi belum ada penelitian oleh orang Indonesia kecuali tiga ilmuwan dari Korea Selatan. Mereka berkesimpulan, leluhur orang Nuabari berasal dari suku Indian.
Orang Nuabari termasuk komunitas suku Lio, tetapi Lio Paga (Sikka), karena masih ada Lio Ende. Lio Paga disebut Lio Mbengu. Ada tiga kelompok suku Lio Mbengu, yakni Mbengu Wena (lio pantai), Mbengu Wawo (lio tengah), dan Mbengu Ngone (lio atas), yakni orang Nuabari.
Antropolog dari Unika Kupang, Pastor Gregor Neonbasu SVD, mengatakan, tradisi kubur batu di Nuabari memiliki hubungan kaitan dengan kehidupan manusia Flores di Liang Bua, dan Lia Nggalang di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Nenek moyang orang Nuabari berasal dari Liang Bua dan Lia Nggalang atau sebaliknya nenek moyang Liang Bua, atau Lia Nggalang dari Nuabari, atau mereka bersaudara.
”Secara antropologis, suku-suku asli di Flores termasuk Nuabari berasal dari Melanesia, seperti Rampasasa di Manggarai. Namun, hal ini perlu diteliti lebih lanjut, terutama orang arkeolog,” kata Neonbasu. (Kornelis Kewa Ama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.