Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah "Surga" di Belahan Barat Papua (1)

Kompas.com - 04/08/2015, 17:00 WIB

Setelah naik dan mandi air hangat, aku tidur dengan nyenyak di kamar mungil dari kayu, ditemani kelambu untuk menjagaku dari gigitan nyamuk. Ada dua tempat tidur di sana, aku mengambil tempat di sisi yang menjauhi jendela. Tidak ada televisi. Memang, untuk apa? Terlalu berharga waktu di Raja Ampat Dive Lodge untuk dihabiskan menonton televisi.

Beberapa hari di sana kami habiskan dengan menyelam di beberapa titik. Salah satu tempat favorit kami adalah: Arborek. Mungkin tidak perlu menyelam, snorkelling saja pun sudah akan membuat Anda terbelalak dengan ribuan ikan selar yang bergerak dalam satu lingkaran, seakan tak peduli hadirnya ikan-ikan besar yang siap menyantap.

Beruntung, kami pergi bersama Harry Susanto,seorang fotografer bawah laut yang andal. Ia berhasil mengabadikan moment yang belum tentu akan aku alami lagi. Ikan-ikan selar itu berenang mengitariku, di antara kayu-kayu yang menusuk dasar laut, menopang dermaga Arborek.

Gelombang air laut yang beradu seakan membentuk jendela di permukaan laut. Matahari menyelusup masuk menerangiku yang diam tak berkutik karena kagum memandangi ikan-ikan kecil itu.

Sadar ada kamera yang siap mengambil gambar, aku pun berusaha berpose. Sungguh sulit! Berpose di darat saja aku gagal. Namun, ketangkasan Harry berhasil membuat beberapa foto yang terlihat nyata, seperti tiga dimensi. Foto-foto yang dipuji (dan membuat iri) ratusan orang.

Sedikit lebih dalam, aku sempat terpana saat mata menumbuk sekitar 30 ikan sebesar dua telapak tangan berwarna kuning bergaris-garis hitam dan putih, sweetlips namanya.

Mereka berenang di sisi kiri terumbu karang yang beraneka warna, searah arus. Sungguh indah dan unik, karena mereka berenang tanpa berpindah tempat, nyaman bermain bersama kumpulannya.

Sayangnya, aku kerap gagal berfoto bersama sweetlips karena harus diam di titik tertentu sambil melawan arus. Aku hanya bisa memandangi Akbari berpose di depan kelompok sweetlips dengan penuh rasa iri. Melihat wajah Harry yang terlihat puas di balik goggles-nya, aku yakin, foto Akbari itu pasti cantik!

Beberapa kali kami melihat black tip shark, atau ikan hiu dengan warna hitam di ujung-ujung siripnya. Revan, sang dive master yang setia mengikutiku ke mana-mana, sempat menunjukkan keanggunan ikan pari kecil berwarna putih yang berenang menjauh seakan menari di bawah laut.

Setelah puas menyelam, kami pun beristirahat dan makan siang di atas dermaga. Setiap kali kami menikmati makan di jetty, kami selalu menyebutnya, "Makanan termahal di dunia."

Sebetulnya, makanan kami hanya nasi, ikan atau ayam, tahu, telur, dan sayur sederhana. Kebersamaan, canda tawa, dan pemandangan yang tak pernah membuat kami bosan inilah yang membuat semuanya sangat "mahal".

Sebelum kami kembali ke Raja Ampat Dive Lodge, Harry meminta aku dan Akbari untuk berpose di dekat terumbu karang yang tumbuh di perairan dangkal. Kami masuk ke dalam air laut, namun masih bisa berdiri.

Harry kerap membenamkan diri ke dalam laut, lalu mengangkat kameranya yang dibungkus dengan housingyang besar, dengan bagian lensa ditutupi doom yang besar seperti mata alien, dan tangan-tangan penopang lampu flash yang panjang. Berat keseluruhan sekitar 8 kg saja.

Terus terang aku tidak mengerti apa yang ia lakukan. Ya, aku tahu, ia membuat foto over-under yang rupanya sedang tren sekarang ini. Tapi aku tidak terbayang bagaimana hasilnya.


*Artikel ini dibuat berdasarkan perjalanan penulis bersama tim Suka Suka KompasTV. Suka Suka ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 09.30 WIB hanya di KompasTV.

Penulis : Roxanna Silalahi
Foto bawah laut/over-under : Harry Susanto
Foto drone : Chirstian Hutagalung/KompasTV
Foto lainnya : Abdul Rozak/KompasTV, Akbari Madjid/KompasTV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com