Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Museum, Merawat Jati Diri Bangsa

Kompas.com - 05/08/2015, 19:43 WIB
"Mate aneuk meupat jeurat, mate adat pat tamita. Mati anak ada makamnya, mati adat hendak dicari ke mana," ucap Asisten III Bidang Administrasi Umum Muzakkar A Gani mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam Peringatan 100 Tahun Museum Aceh di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (30/7/2015).

Muzakkar mengatakan, pesan itu bersumber dari pepatah kuno Aceh yang konon pernah diucapkan Sultan Iskandar Muda ketika menghukum mati anaknya, Meurah Pupok yang diduga telah melakukan zina pada 1636. Pepatah itu menunjukkan sejak dahulu orang Aceh sangat menjunjung tinggi kearifan lokal.

Pepatah itu dinilai tepat untuk membangkitkan semangat generasi saat ini ataupun masa depan untuk selalu menjaga kearifan lokal daerahnya. Sementara itu, salah satu cara untuk menjaga kearifan lokal adalah dengan merawat dan melestarikan benda bersejarah yang tersimpan di dalam museum.

”Museum bukan tempat menyimpan benda-benda tua belaka. Lebih dari itu, museum merupakan tempat menyimpan harta karun yang tidak ternilai warisan dari nenek moyang. Semua yang tersimpan di dalam museum merupakan cermin peradaban suatu bangsa yang menjadi fondasi untuk menjadi bangsa besar,” ujarnya.

Atas dasar itu, Pemprov Aceh berupaya terus menjaga sejumlah museum di ”Negeri Serambi Mekkah”, terutama Museum Negeri Aceh. Museum Aceh merupakan museum bersejarah
di sana. Bahkan, museum itu menjadi museum tertua di Aceh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com