Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2015, 10:17 WIB
|
EditorI Made Asdhiana
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Layang-layang dalam berbagai bentuk memenuhi langit pada Festival Layang Layang yang digelar di Pantai Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (15/8/2015). Festival tersebut merupakan rangkaian Banyuwangi Festival yang digelar selama setahun penuh.

Ragam corak layang-layang unik bermotif budaya khas Banyuwangi ditampilkan dalam lomba layangan hias ini. Mulai dari barong banyuwangi, demit (setan) alas purwo, bentuk perahu layar hias, hingga gandrung. Untuk masing-masing layang-layang diterbangkan paling sedikit oleh 5 orang.

Seperti layang-layang yang berbentuk mahkota Gandrung yang mewakili Kecamatan Kota Banyuwangi yang diterbangkan oleh 10 orang laki-laki dewasa menggunakan pakaian hitam. Layang-layang tersebut berdiameter 2 meter dan menghabiskan dana sekitar Rp 2,5 juta. "Buat layang layang ini sekitar 10 hari digarap sama teman-teman yang memang hobinya main layang-layang," jelas Catur, salah satu peserta.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang Agus, peserta dari Kecamatan Glagah yang membuat layang-layang dengan bentuk Seblang. Ia bercerita membutuhkan waktu hampir satu minggu membuat layang layang Seblang. "Ada ritual khusus untuk membuat layang layang dengan bentuk Seblang karena ini ada tarian ritual masyarakat Suku Using," jelas Bambang.

Yang tidak kalah menarik adalah layang-layang yang dibuat oleh perwakilan Kecamatan Srono yang membuat layangan tiga dimensi berbentuk perahu dengan warna yang mencolok dan kontras dengan warna langit biru. "Sengaja memilih perahu karena Banyuwangi merupakan kabupaten maritim yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan," jelas Edy Santoso, salah satu peserta.

Ia mengaku bersama timnya menyelesaikan layang layang tersebut selama 3 hari. Kite Festival yang masuk rangkaian Banyuwangi Festival 2015 ini melombakan tiga kategori. Pertama, menerbangkan layangan ke udara. Kedua, bendhetan (adu layangan di udara). Ketiga, adu sowangan (dengung suara layangan). Layangan sowangan adalah layangan hias yang berpendar di angkasa yang mengeluarkan bunyi atau suara yang didapatkan dari tiupan angin.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Festival Layang Layang di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (15/8/2015).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, tujuan festival ini untuk menjadi pengingat pada masyarakat terutama anak-anak yang kini mulai melupakan permainan tradisional dan beralih pada gadget. Banyak filosofi yang didapat dari permainan ini. Mulai dari semangat kebersamaan dan mengasah kreativitas

“Ini sebagai ruang alternatif bagi anak-anak, biar nggak main games terus. Bermain layangan ini, otomatis juga meningkatkan adrenalin dalam tubuh kita, sehingga mampu memicu tumbuhnya spirit dan kreativitas," kata Anas sesaat setelah menerbangkan layang-layang miliknya di Pantai Boom.

Ragam khas corak budaya dalam layang-layang, menurut Anas, merupakan corak budaya hasil kreasi warga yang kelak bisa dijadikan cinderamata khas Pantai Boom Banyuwangi. Melihat antusias warga yang terlibat dalam acara ini, Bupati Banyuwangi akan menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan.

"Ini sudah menjadi tradisi masyarakat, karena tradisi maka kegiatannya tidak mahal, tapi melibatkan banyak orang. Selain itu, sesuai potensi geografis Banyuwangi yang garis pantainya sangat panjang, cocok untuk festival semacam ini. Tinggal dikreasikan, jadinya menarik kan?" pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Turis Asing Berulah Lagi di Bali, Menparekraf Imbau Pengawasan Semua Pihak

Turis Asing Berulah Lagi di Bali, Menparekraf Imbau Pengawasan Semua Pihak

Travel Update
Kursi KA Ekonomi Masih Tegak per Akhir Mei 2023, Kapan Kursi Baru Dipakai?

Kursi KA Ekonomi Masih Tegak per Akhir Mei 2023, Kapan Kursi Baru Dipakai?

Travel Update
Jelang Libur Long Weekend, Tiket Kereta Api Mulai Banyak Dipesan

Jelang Libur Long Weekend, Tiket Kereta Api Mulai Banyak Dipesan

Travel Update
[POPULER TRAVEL] Masa Berlaku Paspor 6 bulan | Big Bad Wolf 2023

[POPULER TRAVEL] Masa Berlaku Paspor 6 bulan | Big Bad Wolf 2023

Travel Update
Krakatau Park, Taman Hiburan Baru di Lampung Lengkap Dengan 21 Wahana

Krakatau Park, Taman Hiburan Baru di Lampung Lengkap Dengan 21 Wahana

Jalan Jalan
Naik KRL ke ICE BSD Bisa Lanjut Shuttle Bus Gratis, Catat Langkahnya

Naik KRL ke ICE BSD Bisa Lanjut Shuttle Bus Gratis, Catat Langkahnya

Travel Tips
Panduan Lengkap ke Museum Multatuli di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Museum Multatuli di Rangkasbitung

Travel Tips
Desa Wisata Hargotirto, Punya Spot Terbaik Lihat Perbukitan Menoreh

Desa Wisata Hargotirto, Punya Spot Terbaik Lihat Perbukitan Menoreh

Jalan Jalan
Kampoeng Ketandan Yogyakarta Jadi Bagian dari Wisata Jalan Kaki

Kampoeng Ketandan Yogyakarta Jadi Bagian dari Wisata Jalan Kaki

Jalan Jalan
Cara ke Animalium BRIN Naik Kereta dan Kendaraan Pribadi

Cara ke Animalium BRIN Naik Kereta dan Kendaraan Pribadi

Travel Tips
Maskapai Vietjet Air Buka Penerbangan ke Jakarta Mulai 5 Agustus 2023

Maskapai Vietjet Air Buka Penerbangan ke Jakarta Mulai 5 Agustus 2023

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Big Bad Wolf, Bawa Kantong Sendiri

5 Tips Berkunjung ke Big Bad Wolf, Bawa Kantong Sendiri

Travel Tips
10 Tempat Liburan di Lembang Ramah Anak, Bisa Main Sambil Belajar

10 Tempat Liburan di Lembang Ramah Anak, Bisa Main Sambil Belajar

Jalan Jalan
Perpustakaan Unik di Tangerang OMAH Library, Banyak Dikunjungi Tamu Asing

Perpustakaan Unik di Tangerang OMAH Library, Banyak Dikunjungi Tamu Asing

Jalan Jalan
Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia

Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+