Selepas mendarat, saya sempat melihat orang yang punya perahu minta ongkos ke Zeus, dan akhinya kami memberi uang sebesar 35.000 Shilling.
Di taman yang letaknya persis di depan House of Wonder atau Beit Al Ajaib ini mulai ramai dengan gerai-gerai kaki lima. Senja itu, puluhan pedagang sibuk menjual kuliner khas Zanzibar serta seafood yang selalu ramai dikunjungi baik penduduk lokal maupun turis mancanegara.
“Hati-hati membeli seafood, karena ada yang sudah lama tidak laku dan terus dijual,” demikian nasehat Zeus ketika kami window shopping dari satu gerai ke gerai yang lainnya.
Hampir semua jenis makanan dan minuman ada di tempat ini, tinggal pilih saja dan semuanya sudah siap saji atau ada juga yang baru dipersiapkan alias dimasak atau digoreng ketika kami memesannya.
Kami sempat mampir ke tukang penjual minuman di mana kelapa muda segar dan juga buah-buah manisan seperti kedondong, mangga dipajang begitu saja di meja kecil yang beratapkan langit biru Pulau Zanzibar.
Kelapa muda dengan airnya yang segar dapat dinikmati dengan harga 1.000 Shilling saja per buah. Itu juga karena Zeus yang membeli dan menggunakan bahasa Swahili. Konon khabarnya wisatawan yang memakai bahasa Inggris akan dikenakan tarif yang bisa dua atau tiga kali lebih mahal di tempat ini. (Taufik Uieks)
Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Pizza Zanzibar, Kebab Suriah, dan Kelapa Muda di Forodhani Garden"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.