Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertandang ke Rumah Sejarah yang Sepi

Kompas.com - 19/08/2015, 12:31 WIB
PADA 70 tahun silam, 16 Agustus 1945, mobil Skoda yang ditumpangi Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo dan Soediro melaju menuju Rengasdengklok. Keduanya mencari-cari Soekarno dan Hatta yang diculik ”golongan muda”. Jejak sejarah itu kini sepi sendiri....

Sukarni dan kawan-kawan mudanya jengkel melihat ”golongan tua” yang dianggap terlalu menunggu restu Jepang untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sementara golongan tua tak mau salah langkah, yang bisa-bisa justru melenyapkan kesempatan Indonesia untuk merdeka.

Siang itu, Subardjo dan Soediro mencoba menemukan Soekarno dan Hatta yang dikabarkan ”ditawan” di Rengasdengklok. Sukarni, Kartowirjo, dan kawan-kawan mudanya, didukung pasukan Pembela Tanah Air (Peta), paramiliter pribumi bentukan Jepang, rapi jali menyembunyikan Soekarno dan Hatta. Alih-alih ”menawan” Soekarno dan Hatta di markas Peta di Rengasdengklok, golongan muda menyembunyikan Soekarno dan Hatta di rumah warga biasa yang sulit dicari.

Hari ini pun sulit mencari di manakah rumah Djiauw Kie Siong, tempat Soekarno dan Hatta ditawan. Beberapa warga di sekitar Pasar Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tak mengetahui bahwa ada rumah Siong. ”Rumahnya, sih, tidak tahu. Setahu saya yang ada tugu,” kata Aji, pengojek di pertigaan Pasar Rengasdengklok.

Tugu yang dimaksud Aji adalah Tugu Kebulatan Tekad yang dibangun di atas lahan bekas markas tentara Peta. Tugu setinggi 3 meter itu dipuncaki patung tangan kiri mengepal di atas bola bertuliskan ”17 Agustus 1945”. Di belakang tugu terdapat dinding relief yang menggambarkan peristiwa Rengasdenglok dengan taman yang pada Kamis (6/8/2015) lalu sepi pengunjung.

Lokasi rumah asli Djiauw Kie Siong yang berjarak 100 meter dari Tugu Kebulatan Tekad justru luput dari ingatan kebanyakan warga Rengasdengklok. Gara-gara abrasi, hari ini, lokasi tempat menawan Soekarno dan Hatta sudah menjadi bagian dari aliran Sungai Citarum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com