Dengan nilai tukar Rp 13.831 per dollar AS, kemarin, devisa dari sektor pariwisata itu senilai Rp 276 triliun. Pada 2014, sekitar 9 juta wisatawan mancanegara (wisman) menyumbang devisa 10,271 miliar dollar AS atau Rp 142 triliun.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Perhubungan, Selasa (18/8/2015), di Jakarta.
Seusai rapat, Rizal mengemukakan, pariwisata merupakan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan ekonomi rakyat. Selain itu, pariwisata juga turut mengembangkan produk kreatif dan kerajinan yang meningkatkan nilai tambah.
Saat ini, tiga destinasi utama pariwisata adalah Bali dengan kontribusi 41 persen, Jakarta (23 persen), dan Kepulauan Riau. Namun, wisata unggulan di Jakarta masih belum jelas, kuliner atau bisnis. ”Destinasi wisata unggulan belum bisa disebutkan karena berpotensi menaikkan harga tanah. Namun, destinasi wisata itu dipastikan memiliki kejelasan branding,” kata Rizal.
”Saya yakin, dalam lima tahun ini kita bisa menambah setidaknya 7 destinasi wisata unggulan, di samping tiga destinasi utama yang sudah ada. Dengan demikian, kita punya 10 destinasi utama,” katanya.
Arief menambahkan, upaya menggenjot bisnis pariwisata akan maksimal jika ditopang dengan pengembangan sektor properti. Ia mencontohkan, sektor pariwisata menyumbang 17,5 persen margin, sedangkan sektor properti mendatangkan keuntungan modal 20 persen.
”Bisnis pariwisata yang digabung dengan properti akan sempurna,” ujar Arief.
Kriteria destinasi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.