Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2015, 11:14 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warna cokelat dan kuningnya mencolok sendiri di tengah jajaran yacht (kapal layar) putih yang berlabuh di Marina Batavia Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/8/2015). Pada badan bagian depan tertempel kayu bertuliskan “Mischief” menandakan nama kapal ini.

Mischief menjadi satu dari lima kapal yang mengikuti Indonesian Yacht Show 2015. Dari kelimanya hanya kapal ini yang ‘berbahan baku’ kayu.

Simon Richard Bolt, pemilik Mischief, membangun kapal ini kurang lebih tiga tahun. Ia mengawali prosesnya di Tana Beru, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. “We worked with Bapak Haji Wahab, he built the boat for us," katanya.

Setelah kapal dibangun, Mischief kemudian dibawa ke Tanjung Bira, Sulawesi Selatan untuk dibuatkan interiornya. Masih belum selesai juga, Mischief dibawa meninggalkan Sulawesi menuju Bali. Di sana detail-detail yang masih kurang dan beberapa pernak-pernik diselesaikan.

Mischief merupakan kapal asli buatan Indonesia. Setiap elemen dalam kapal ini dibuat dan menggunakan bahan-bahan dari Indonesia. Kecuali mesinnya, Simon menggunakan mesin buatan Jepang.

Mischief merupakan kapal layar jenis pinisi. Saat dibandingkan dengan kapal buatan Inggris yang ‘parkir’ di sebelahnya, Simon mengaku percaya diri. Menurut pria asal Inggris ini, kapal buatan Indonesia mampu bersaing.

Menurut Simon, kualitas pinisi menakjubkan. Setiap pinisi yang baru dibuat kualitasnya lebih baik dari yang sebelumnya. Mischief, diakui Simon, memiliki kualitas yang lebih baik dari beberapa kapal layar impor.

Saat dipamerkan, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan mantan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo sempat datang melihat. Di salah satu ruangan Mischief, mereka saling bercanda dengan Simon. “Tahu nggak hebatnya orang Indonesia? Mereka membuat kapal begini nggak pakai gambar-gambar,” ujar Indroyono disambut tawa keduanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Simon Richard Bolt, pemilik Mischief, kapal layar jenis pinisi merupakan kapal asli buatan Indonesia saat berlabuh di Marina Batavia Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Simon membenarkan hal itu. Dalam prosesnya, Simon meminta tolong seorang perancang untuk menggambar blueprint perahu ini. Namun saat mulai dibuat di Tana Beru, Haji Wahab banyak mengubah beberapa hal yang dirasa lebih tepat tanpa memerhatikan gambar.

Pinisi adalah jenis kapal layar tradisional Indonesia. Perahu ini menjadi bagian dari budaya suku Bugis dan Maluku. Awalnya perahu layar ini digunakan penduduk untuk mengangkut barang. Namun seiring perkembangan zaman, banyak yang membuat ini untuk tujuan wisata maupun komersial.

Salah satu desa yang terkenal sebagai desa pembuat pinisi adalah Tana Beru. Desa ini merupakan desa pesisir yang terletak di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Rencananya Simon akan membawa Mischief berlayar ke Kalimantan, Sulawesi, Ternate, Raja Ampat, Sorong, Teluk Cendrawasih, dan Flores. Perjalanan akan dimulai bulan November 2015 dari Jakarta, dan tiba di Flores kira-kira bulan Maret atau April 2016.

Dalam proses pembuatannya Simon mengaku tak mengalami kesulitan sama sekali. “It’s a lot of fun. I really enjoyed it," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

Travel Update
Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Travel Update
Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Travel Update
KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

Travel Update
Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Travel Update
Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Travel Tips
5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

Travel Tips
Aturan dan Cara ke Museum Batik Indonesia di TMII, Dekat dari LRT

Aturan dan Cara ke Museum Batik Indonesia di TMII, Dekat dari LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com