"Zaman dulu, mana adal mal?" kata Samran. Namun dia membanggakan cara jitu Suku Bajo bagaimana menenangkan anak yang sedang rewel. Jawabannya ada di karamba tancap yang terletak di belakang rumah. Sambil mendekati keramba tancap, Samran menjelaskan di sisi-sisi karamba tancap digantung jaring-jaring. Ikan yang dipelihara adalah ikan bobara atau dayah nyibok.
"Kalau anak nangis, susah didiamkan, para orangtua mengajak ke karamba. Umpan di lempar ke keramba, dan ikan-ikan tersebut dengan antusias menyambarnya. Biasanya setelah melihat aksi ikan-ikan tersebut menyantap umpan, tangis anak-anak mulai mereda," kata Samran.
Untuk membuktikan ucapannya, Samran melempar umpan ke dalam keramba tancap tersebut. Seketika ikan-ikan berebutan memakan umpan. Begitu besarnya ikan-ikan tersebut, tak heran saat berebut makanan, air laut menerpa kiri kanan jaring dan mengenai rombongan medua yang tak menyangka begitu antuasiasnya ikan-ikan tersebut berebut makanan.
"Awas, hati-hati kamera basah," kata salah satu peserta mengingatkan peserta lainnya.
Ah...., terlambat, kamera kecipratan air laut....