Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur, Tantangan Pengembangan Wisata Gunung Indonesia

Kompas.com - 31/08/2015, 15:37 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Infrastruktur menjadi kendala dalam pengembangan wisata gunung di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Nepal dan Jepang, Indonesia masih tertinggal dalam segi infrastruktur wisata gunung.

"Kita (Indonesia) punya problem infrastuktur di gunung. Jika di Nepal dan Jepang, setiap enam jam ada tempat makan dan istrirahat untuk berlindung ketika naik gunung," kata salah satu narasumber talkshow "Wisata Gunung Nusantara", Adiseno pada acara Kompas Travel Fair 2015, Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (29/8/2015) lalu.

Telah berpengalaman mendaki gunung-gunung di Indonesia dan di luar negeri, Adiseno mengatakan Jepang menggunakan pihak swasta untuk mengembangkan wisata gunung. Di sana, lanjut Adiseno, pihak taman nasional memberikan konsesi -pemberian izin- kepada swasta untuk mengelola. "Hal itu yang sebenarnya bisa kembangkan (konsep pengelolaan)," katanya.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Tim Kompas.com menuruni Bukit Pergasingan, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/3/2015). Puncak Bukit Pergasingan menjadi pilihan wisata trekking di Lombok Timur untuk menyaksikan matahari terbit dan lanskap Gunung Rinjani.
Salah satu narasumber yang juga pendaki 7 puncak dunia, Sofyan Arief Fesa mengatakan pengelolaan wisata gunung di Nepal dan Kilimanjaro jauh lebih teratur daripada infrastruktur. Ia memberikan contoh tentang pengelolaan sampah di gunung. "Contoh di Nepal, ada deposit garbage. Kita harus taruh uang nanti bisa diambil setelah turun," kata Sofyan.

Padahal secara luas, menurut Sofyan, pegunungan Nepal besarnya hampir sama dengan Pulau Jawa. Namun, devisa yang diterima dari pendakian gunung lebih besar. "Di Indonesia sendiri banyak potensi yang dapat dikelola untuk wisata gunung," lanjut pria yang juga bekerja menjadi pemandu wisata di operator pendakian gunung, Indonesia Expeditions.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com