Sembilan perempuan duduk melantai di sebuah rumah berlantai tegel, Selasa (11/8/2015). Dua wajan besar penuh minyak berada di atas kompor yang menyala. Baskom-baskom berisi adonan tergeletak di lantai.
Adonan berwarna putih kekuningan itu diulek selama beberapa menit. Setelah selesai, tanpa dikomando, para perempuan yang rata-rata adalah ibu rumah tangga ini mengambil adonan yang telah jadi untuk dipotong kecil-kecil.
”Dipotongnya sekitar sebesar jari kelingking. Ujungnya dibuat runcing seperti stik. Makanya dibilang stik cumi, tetapi bukan stik yang di-tipi-tipi (televisi), ini kerupuk, ha-ha-ha,” ucap Milyanti (38).
Milyanti dan sejumlah tetangganya sibuk membuat stik cumi. Kerupuk dengan bahan dasar cumi dan tepung itu menjadi usaha andalan mereka sekitar satu tahun terakhir.
Tidak sulit membuat kerupuk cumi. Bahan-bahan yang diperlukan juga tidak begitu banyak. Selain cumi-cumi, tepung tapioka, penyedap rasa, garam, dan telur adalah bahan dasarnya. ”Tetapi, cumi-cuminya harus segar dan ukurannya yang besar, seperti cumi karang atau cumi teropong. Telurnya juga harus banyak, sekitar 30 untuk membuat 3 kilogram cumi,” tambah Milyanti.
Saat dicoba, bau dan rasa cumi-cumi begitu kental menandakan kehadiran si hewan laut lunak itu sebagai bahan utama. Padat dan garing, enak. Terbungkus kemasan plastik, kerupuk ini mampu bertahan satu bulan walaupun tidak menggunakan bahan pengawet.
Sitti, Ketua Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Family, mengungkapkan, tidak mudah membuat adonan dengan kadar yang pas tersebut. Dia harus melakukan uji coba selama sebulan untuk mendapatkan resep yang pas. Setelah dirasa pas, dia mengajak para tetangga dekatnya, yang tak lain masih satu keluarga besar, memproduksi stik cumi dalam skala yang lebih besar. Family dipilih sebagai merek produk itu.
”Usaha ini cukup membantu menutupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, sebagian anggota tidak punya pekerjaan berpenghasilan. Kerjanya hanya urus cucu, bergosip, atau mencari kutu,” kata Sitti yang lalu disambut tawa ibu-ibu lainnya.
Menurut Sitti, proses pembuatan ini sengaja dimulai saat sore atau malam hari. Dengan begitu, anggotanya masih punya kesempatan mengurus keluarga atau membantu suami di laut. Pekerjaan utama tidak terhalangi dengan adanya usaha bersama ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.