Sejak 25 tahun yang lalu, Kompi Setyoko membuat tempat rehat para wisatawan yang berkunjung ke komplek Tamansari yang ia beri nama Water Castle Cafe. Meskipun memiliki nama cafe, namun tempat tersebut jauh dari pandangan cafe yang selama ini ada.
Water Castle Cafe menempati rumah sederhana yang selama ini ia tinggali bersama keluarga.
Tidak terlihat sentuhan urban dan modern di cafe ini, yang dapat anda temukan adalah furniture kayu, beberapa lukisan, dan karya foto si empunya cafe yang terdapat di beberapa sudut cafe.
Selain itu perabotan antik menambah kesan lawas cafe tersebut. Ukuran bangunan cafe tersebut juga tidak terlalu besar dan sedikit terbuka.
Cafe tersebut terletak di sebelah utara bangunan Pulau Cemeti, atau berada tepat di belakang panggung terbuka Plaza Ngasem.
Meskipun terlihat sederhana, tetapi cafe tersebut menjadi persinggahan favorit para wisatawan mancanegara.
"Memang sedari awal cafe ini ada, wisatawan mancanegara adalah segmen yang ingin saya bidik. Dengan menampilkan kesan yang unik, mampu menarik wisatawan mancanegara singgah di sini," ujar Mas Kompi.
Lebih lanjut dia menjelaskan cafe tersebut bukanlah cafe yang benar-benar berkonsep cafe. Mas Kompi sendiri adalah orang yang memiliki latar belakang di dunia seni lukis dan fotografi, sehingga cafe yang dia miliki tersebut berkonsep galeri seni. Sehingga tak heran banyak karyanya yang dipajang di Water Castle Cafe.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.