Dulu whale shark ini diburu masyarakat. Kemudian Kementerian Kehutanan dan WWF Indonesia bekerja sama dengan pihak Taman Nasional membentuk desa konservasi berbasis wisata di Kwantisore. Sekarang whale shark ini mendatangkan penghasilan untuk masyarakat setempat melalui diving trip, snorkeling trip, tiket masuk, retribusi konservasi, penggantian biaya penangkapan ikan teri untuk nelayan bagan dan lain-lain.
Pada penyelaman kedua ketika sudah merasakan persahabatan dengan ikan ini, kami kemudian membawa bendera Merah Putih kedalam laut karena bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kami sudah beberapa kali merayakan 17 Agustusan di laut, termasuk ketika pemecahan Guiness World Records pada tahun 2009 di Manado yang diikuti 2.486 penyelam. Kami melakukan 3 kali penyelaman di bagan Kwantisore dan bermain sepuas-puasnya dengan whale shark yang jinak ini.
Pada saat perjalanan menuju Biak, tempat di mana kami akan terbang kembali ke Jakarta, kami sempat melakukan penyelaman di Miosindi dan Miosrundi. Cave Cathy and Marthien di Miosrundi sangat indah. Goanya berupa lubang di mana ketika penyelam masuk ke dalam, ujung ke luarnya berupa tiga buah goa pada kedalaman berbeda.
Warna birunya laut dalam bingkai bundarnya tiga goa bersusun sungguh merupakan komposisi yang cantik untuk bidikan kamera penyelam.
Bagi wisatawan yang tidak bisa menyelam tidak perlu khawatir karena anda tetap akan menemukan kegembiraan snorkeling bersama whale shark berhubung ikan ini selalu menyembul ke permukaan. (LILIE CHOW, anggota Corona Diving Club Jakarta sejak Tahun 1987).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.