Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Mini Wisata ke Myanmar

Kompas.com - 09/09/2015, 17:03 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Myanmar, rasanya seperti sedang melihat foto kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, hanya saja dalam versi nyata. Negara ini menawarkan wisata menjelajah waktu ke masa lalu. Siapa bilang tidak ada yang bisa dinikmati di Myanmar, sebaliknya, semua hal dapat dinikmati. Berikut sedikit panduan mininya.

Obyek Wisata

Meski menjadi bekas jajahan Inggris, Myanmar tak kehilangan wujud aslinya. Sebagian besar warga Myanmar beragama Budha. Ini menjadikan sebagian besar obyek wisata di sini berupa kuil dan bangunan berasitektur Hindu-Budha. Datang ke Myanmar seperti sedang mengalami sendiri Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Budha.

Jika ingin melihat pusat Buddhisme di Myanmar, kunjungi Pagoda Swedagon di Yagon. Pengunjung juga bisa datang ke Bagan, yang dijuluki Kota Kuil. Di sini terdapat banyak sekali kuil, beberapa di antaranya Shitaung Paya dan Kotahung Paya.

Jika ingin sedikit bertualang, coba ke Gunung Kyaiktiyo. Jangan mengaku pencinta batu jika belum melihat Golden Rock di sini. Ya, sebongkah batu raksasa berlapis emas murni yang terletak di puncak gunung.

Bisa juga pergi ke Inle Lake, untuk merasakan sensasi hidup terapung. Semua yang ada di tempat ini sebagian besar terapung, dari mulai rumah warga hingga penginapannya. Ada juga Pagoda Phaung Daw Oo, yang sebagian “propertinya” terapung di danau ini.

Makanan

Makanan di Myanmar sangat beragam, dipengaruhi oleh keragaman etnis yang ada. Meski demikian, makanan di sini didominasi oleh olahan ikan, seperti saus ikan dan ngapi (seafood yang difermentasi). Ada juga mongiha, olahan sejenis soto. Setiap daerah di Myanmar biasanya memiliki mongiha khas mereka masing-masing. Masakan di Myanmar banyak dipengaruhi rasa masakan India, Tiongkok, dan Thailand.

AFP PHOTO / YE AUNG THU Wanita dari etnis Kayan mengenakan pakaian tradisional dan cincin perunggu di leher mereka di Desa Panpet, Demoso, Kayah, Myanmar timur, 16 April 2014. Beberapa wanita Kayan etnis, juga dikenal sebagai Padaung, mulai mengenakan cincin perunggu di leher dan kaki mereka sejak usia muda.

Transportasi

Penerbangan ke Myanmar tidak mengarah ke Naypyidaw (ibu kota negara saat ini), sebelumnya ibu kota negara ini adalah Yangon. Ada dua pilihan bandara yang dapat didatangi: bandara di Yagon atau bandara di Mandalay.

Unutk transportasi dalam negeri sendiri, ada ka (bis kota), saiq-ka (sejenis becak), myint-hlei (delman), taksi, tuk-tuk (semacam bajaj), dan lain-ka (mobil pick-up untuk mengangkat penumpang). Ada juga kereta antar kota.

Waktu Berkunjung

Waktu yang paling baik untuk berkunjung ke Myanmar adalah antara 1 Oktober hingga 31 Maret. Karena, pada waktu-waktu ini pengunjung dapat menaiki balon udara di kota Bagan. Untuk menaiki balon ini, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com