"Promosinya dari mulut ke mulut. Pada awal 2013 media sosial gak berasa (pengaruhnya)," kata pemilik Kafe Kolong, Johanes Kris Astono saat ditemui wartawan di Kafe Kolong, Jember, Jawa Timur, Kamis (10/9/2015) malam.
Pria lulusan Diploma Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember ini mengatakan tidak terlalu sadar untuk efek promosi lewat media sosial. Johanes hanya mengetahui kafenya dipromosikan dari mulut ke mulut setelah pengunjung mengunjungi Lage Kolong.
"Ya karena saya gak mainan media sosial sih. Cuma akhir-akhir ini aja mantau twitter buat balas terima kasih ke pengunjung," katanya.
Pada awalnya, lanjut Johanes, pengunjug yang datang hanya bermodalkan petunjuk dari mulut melalui telepon dan pesan singkat. Berbekal informasi dari mulut ke mulut, para pengunjung langsung datang dan mencari lokasi Kafe Kolong yang didapat dari informasi dari perbincangan lewat telepon dan pesan singkat.
Wanita yang bekerja sebagai karyawan swasta ini mengatakan Kafe Kolong memiliki konsep yang unik. Keunikan tersebut, tambah Irin, menjadi daya tarik Kafe Kolong yang disebarkan dari mulut ke mulut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.