"Indonesia memiliki destinasi wisata yang menarik, termasuk destinasi untuk wisata selam. Orang selama ini tahunya hanya Bali, padahal banyak tempat di wilayah lain yang punya destinasi menarik, khususnya untuk diving (selam)," kata Wakil Direktur Sales Mission untuk Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Jordi Paliama di Beijing, Jumat (11/9/2015).
Menurut Jordi, keikutsertaan Indonesia dalam ADEX 2015 dan pertemuan dengan para biro perjalanan wisata di China bertujuan meningkatkan pemahaman para pelaku wisata di China tentang Indonesia dengan segala potensi wisata yang dimilikinya.
"Jadi, kami tidak sekadar mempromosikan Bali yang sudah sangat mereka kenal. Tetapi lebih banyak kepada 'Bali and beyond', 'Jakarta and Beyond', seperti Lombok, dan Yogyakarta, yang juga tak kalah menarik untuk dikunjungi para turis China," ungkap Jordi.
Tentang minat wisatawan China terhadap wisata minat khusus, seperti menyelam dan diving, ia mengatakan cukup tinggi dan sangat potensial untuk digarap. "Cukup tinggi peminatnya, hanya saja mereka memang belum tahu banyak tentang site-site (lokasi) tempat wisata lain yang menarik untuk diving, selain Bali. Jadi memang masih perlu untuk terus ditingkatkan," kata Jordi.
Ia berharap dengan makin dikenalnya Indonesia secara utuh beserta potensi wisatanya, maka akan banyak turis China yang berkunjung ke Indonesia bahkan mampu mencapai target dua juta orang setiap tahun.
Berdasar data Kementerian Parwisata, jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan jumlah kunjungan turis China pada 2014 tercatat 959.231 orang atau naik sekitar 28,25 persen dibandingkan 2013. "Kita berharap tahun ini kita bisa mencapai 1,3 hingga dua juta orang turis China datang ke Indonesia," kata Jordi.
"Khusus untuk wisata selam, Garuda Indonesia juga telah memiliki rute ke hampir seluruh destinasi wisata selam seperti Aceh, Gorontalo, Lombok dan Komodo," katanya.
Tentang rencana penambahan frekuensi penerbangan dan rute baru dari China ke Indonesia, Hans mengatakan hal itu tergantung permintaan pasar. "Jika pasar menghendaki maka kita akan siap," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.