"Makanya kita buat kafe ini agar bisa memenuhi salah satu syarat," paparnya saat diwawancara KompasTravel di ruangannya, Jumat (11/9/2015).
Desain bangunan kafe seragam dengan nuansa museum. Pintu dan jendela dibuat dari kayu, seperti di dalam kapal layar masa kolonial. Pada bagian atas tergantung beberapa lampu yang dibungkus lampion dari kain.
Kafe juga dilengkapi dengan panggung dan sound system. Beberapa alat musik seperti gitar, bass, dan keyboard juga tersedia. Kapasitas kafe ini mampu menampung hingga sekitar 100 orang. Sayangnya kafe ini belum memiliki menu apa-apa.
Menurut Isa, untuk saat ini pengunjung dapat menggunakan ruangan ini untuk beristirahat. Pengunjung juga dapat menikmati makanan dan minuman yang dibawa dari luar untuk dimakan di ruangan ini.
"Di sekitar museum sudah banyak yang jual makanan, kita bisa pesan di luar dan makan di sini," terang Isa.
Meski demikian Isa berencana akan membuka menu minuman di kafe. Untuk waktunya sendiri belum dapat dipastikan. Menurutnya minuman menjadi hal tepat untuk pengunjung yang lelah dan beristirahat di kafe.
"Kita sudah coba ajukan rencana membuat menu minuman, tapi masih dalam proses, belum tahu kapan bisa terealisasi," terangnya.
"Nanti hitung jumlah bukunya di atas kalau mau," terang Isa sambil bercanda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.