Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Lebih Banyak Wisatawan, Bangka Barat Tawarkan Wisata Sejarah

Kompas.com - 14/09/2015, 11:43 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com – Memiliki beragam potensi wisata sejarah membuat Kabupaten Bangka Barat ingin fokus dalam mengembangkan wisata edukasi sejarah. Pasalnya, wisata edukasi sejarah ini dinilai berbeda dengan wisata lainnya di Provinsi Bangka Belitung dan memiliki sasaran wisatawan yang jelas.

“Pengembangan wisata berbasis heritage sudah harga mati. Kalau pantai kami kalah dengan Belitung. Heritage jadi diferensiasi kami mulai dari zaman kerajaan, penjajahan, hingga Perang Dunia II," kata Direktur Keuangan BUMD Bangka Barat Sejahtera dan juga Ketua Asosiasi Homestay Bangka Barat, Abang Faizal, Sabtu (12/9/2015). 

Menurut Faizal, para wisatawan yang datang berkunjung ke Bangka Barat khususnya Kota Muntok kebanyakan hanya yang memiliki kedekatan emosional dengan sejarah yang ada. Contohnya adalah keluarga Vivian Bullwinkel, seorang perawat asal Australia yang membantu Indonesia dalam PD II. Padahal, beragam tempat bersejarah yang ada diharapkan dapat menarik minat wisatawan tak hanya mereka yang memiliki kedekatan emosional saja, tetapi juga pelajar serta mahasiswa Indonesia untuk belajar sembari berlibur di ibu kota Kabupaten Bangka Barat ini.

“Kita mau buat tempat untuk pembentukan karakter bangsa. Ini segmennya luar biasa. Banyak anak muda yang tidak tahu sejarah,” kata Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali, dalam acara IMT-GT Homestay Fair 2015 yang diselenggarakan di Kota Muntok beberapa waktu lalu.

KOMPAS.com/Mentari Chairunisa Galeri Vivian Bullwinkel yang berada di Museum Timah Muntok
Konsep oldtown tourism diusung Kota Muntok yang notabene memiliki beragam bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan tersebut di antaranya Gedung Banka Tinwining Bedrif, Rumah Mayor Cina, Klenteng Kung Fuk Miau, Masjid Jami, Mercusuar Tanjung Kalian, dan Makam Hario Pakuningprang.

Terdapat pula dua tempat yang tidak kalah penting bagi sejarah bangsa Indonesia, yakni Wisma Ranggam dan Pesanggrahan Menumbing yang pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan Moh. Hatta serta beberapa tokoh bangsa lainnya.

Menyadari beragam potensi yang dimilikinya, pemerintah setempat mulai melakukan beberapa gerakan, seperti memperbaiki infrastruktur serta melakukan pelatihan kepada masyarakat untuk menunjang sektor pariwisata.

“Mengedukasi, mensosialisasi, membuka diri, menjadi masyarakat yang open minded. Bagaimana kita bisa berbaur tapi identitas kita tetap ada dan terjaga,” lanjut Zuhri.

Terkendala Masalah Listrik

Kaya akan potensi wisata sejarah yang dimiiki sayangnya belum dibarengi dengan fasilitas infrastruktur yang memadai. Zuhri mengaku selain masalah akses, masalah listrik juga menjadi salah satu hal yang harus dibenahi untuk sektor pariwisata secara keseluruhan di Provinsi Bangka Belitung. Pasalnya, kebanyakan obyek wisata yang ada belum memiliki penerangan yang memadai terlebih saat malam hari. Namun, pemerintah menargetkan asupan aliran listrik akan mulai terpenuhi mulai tahun depan.

“Kita akan fokus untuk menambah sarana dan prasarana. Menumbing tinggal listrik mungkin 2016 atau 2017,” tutup Zuhri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com