Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kehidupan Orangutan di TN Tanjung Puting

Kompas.com - 15/09/2015, 10:37 WIB
KOMPAS.com - Taman Nasional (TN) Tanjung Puting terletak di semenanjung Kalimantan Tengah. Di sini terdapat konservasi orangutan terbesar di dunia dengan populasi diperkirakan 30.000 hingga 40.000 orangutan yang tersebar di TN Tanjung Puting dan juga di luar TN Tanjung Puting ini.

Selain itu TN Tanjung Puting juga merupakan Cagar Biosfer yang ditunjuk pada tahun 1977 dengan area inti TN Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.

Dengan status TN dan cagar biosfer, TN Tanjung Puting dapat terjaga kelestariannya dan merupakan salah satu daya tarik pariwisata di Indonesia. Ini berbeda dengan konservasi orangutan yang terdapat di bagian Kalimantan lainnya, di mana kita melihat orangutan berada di habitat buatan manusia.

Di TN Tanjung Puting ini wisatawan dapat melihat langsung habitat alami orangutan secara langsung dan melihat langsung hidup mereka di alam liar. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha.

Cara yang terbaik untuk mengunjungi TN Tanjung Puting adalah dengan menggunakan kapal klotok. Kenapa dinamakan dengan kapal klotok? Karena kapal ini bunyinya tok-tok-tok sehingga masyarakat sekitar memberi nama kapal klotok. Kapal klotok ini merupakan sarana transportasi yang cukup nyaman.

Kapal klotok memuat 7 sampai dengan 12 penumpang. Laju kapal ini juga tidak terlalu kencang, sehingga kita bisa menikmati suasana Sungai Sekonyer di sepanjang jalan. Dengan kapal ini para penumpang dapat menikmati sunset, kunang-kunang dan hewan liar yang terkadang terlihat di pinggiran sungai.

Sebagian besar pengunjung TN Tanjung Puting ini adalah wisatawan asing. Banyaknya wisatawan asing yang datang ke sini membuat masyarakat Pangkalan Bun dan TN Tanjung Puting lebih meningkatkan pelayanan mereka.

BARRY KUSUMA Camp Leakey dikenal sebagai pusat penelitian orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Salah satu contohnya adalah pada saat kita menaiki klotok, pelayanannya tidak kalah dengan pelayanan hotel berbintang. Pemandu wisata (guide) dan kapten kapal yang ramah. Masakannya pun juga sangat enak jika kita membandingkan dengan standar kota besar. Ini mungkin karena mereka telah terbiasa melayani wisatawan asing sehingga standar kualitas pelayanannya pun tetap bagus. Begitu pun jika sudah malam, kita dapat tidur nyaman di atas kapal klotok ditemani dengan kelambu.

High season di TN Tanjung Puting menyebabkan kapal klotok penuh wisatawan. Bulan Juli sampai dengan Agustus adalah masa high season karena berbarengan dengan banyaknya libur dan musim liburan sekolah. Jika anda ingin mengunjungi TN Tanjung Puting hindarilah bulan tersebut. Selain itu, jangan lupa bawalah lotion anti nyamuk.

Di sepanjang menyusuri Sungai Sekonyer kita dapat melihat monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Hutan ini merupakan rumah  bagi delapan jenis primata, termasuk monyet yang memiliki hidung panjang (bekantan), dengan hidungnya yang panjang masyarakat sekitar menyebutnya dengan monyet Belanda karena hidungnya yang mancung.

Pada saat menyusuri Sungai Sekonyer menuju tempat obyek wisata di TN Tanjung Puting ini berhati-hatilah dengan buaya, mereka sulit untuk dilihat tapi mereka ada di sekitar sungai. Memang melihat aliran sungai ingin rasanya kita untuk berenang dan menikmati alam Taman Nasional ini.

Di kawasan Sungai Sekonyer ini sebagian sungai terkontaminasi dengan limbah tambang emas yang berada dekat dengan kawasan ini. Tetapi jika sudah dekat dengan Camp Leakey kita akan menemui 2 jalur menuju Camp Leakey dan menuju kawasan tambang. Di kawasan Camp Leakey ini Sungai Sekonyer sudah tidak terkontaminasi limbah.

Di sini kita dapat melihat air sungai yang berwarna merah kehitam-hitaman bukan karena kotor, tetapi air sungai ini berwarna seperti ini karena rendaman alami dari akar akar pohon di sepanjang sungai.

Salah satu tempat menarik di Tanjung Puting adalah Camp Leakey, tempat pelestarian orangutan. Memang sebelum menuju ke Camp Leakey ini ada terdapat camp-camp lain seperti Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Pondok Ambung, dan yang terakhir adalah Camp Leakey.

BARRY KUSUMA Senja di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Camp ini merupakan yang terbesar dan dibangun pada tahun 1971. Tempat ini merupakan lokasi berlindung orangutan yang diselamatkan dari perburuan liar. Camp Leakey dikenal sebagai pusat penelitian orangutan. Kita dapat mempelajari orangutan di pusat informasi Camp Leakey. Memberi makan orangutan tidak diperbolehkan di Camp Leakey dan camp-camp yang lain.

Camp ini akan selalu dijaga dan tetap penting karena orangutan merupakan spesies yang terancam punah, terancam oleh dampak deforestasi dan perdagangan ilegal hewan peliharaan.

Selain itu Pondok Tangui juga merupakan pusat rehabilitasi untuk orangutan yang pernah ditangkap. Di kedua pusat pelestarian ini, wisatawan akan mendapatkan kesempatan untuk melihat dari dekat primata menakjubkan ini dan belajar lebih banyak tentang bagaimana kita dapat melindungi orangutan yang terancam punah dari Pulau Kalimantan. (BARRY KUSUMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com